Seluruh Santri Korban Tewas Ombak Pantai Garut Ditemukan

Jasad korban terakhir akibat terseret ombak pantai selatan Garut ditemukan sekitar empat kilometer ke arah timur dari lokasi kejadian.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Mei 2017, 16:19 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2017, 16:19 WIB
Santri Tenggelam
Tim SAR gabungan menemukan jenazah dua santri asal Depok, Jawa Barat yang terseret ombak pantai selatan Garut, pada Jumat (19/5/2017) sekitar pukul 11.30 WIB. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Tim SAR gabungan akhirnya menemukan seluruh santri Pondok Pesantren Hidayatullah, Depok, yang terseret ombak Pantai Cidora, Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sebelumnya, tim SAR menemukan tiga korban keganasan ombak pantai selatan di Garut, yakni Faisal Ramadhan warga Depok, Kholid Abdul Hasan warga Bekasi, dan Rijal Amrullah warga Tangerang pada Rabu, 17 Mei lalu.

Sementara korban keempat, yakni Wisnu Dwi Airlangga (16) asal Depok, ditemukan kemarin. Sedangkan Syaefullah Abdul Aziz (16) asal Bandung ditemukan siang tadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Kepala Kantor SAR Jawa Barat Slamet Riyadi mengatakan, korban terakhir ditemukan sekitar empat kilometer ke arah timur dari lokasi kejadian, tepatnya di Desa Glembongan, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut. Jenazah korban langsung dibawa ke puskesmas.

"Penemuan ini membuat semua korban sudah bisa dievakuasi," ucap dia, Jumat (19/5/2017).

Syaefullah adalah warga Kompleks Cipayanti Graha II Nomor C 27, RT 5 RW 10, Cigending, Ujungberung, Kota Bandung, menjadi korban terseretnya ombak Pantai Cidora, Rancabuaya, pada Selasa sore, 16 Mei 2017, bersama keempat rekannya yang sedang mengikuti tadabur alam usai Ujian Nasional SMP beberapa waktu lalu.

Riyadi berharap ke depan tak ada lagi kejadian serupa, sehingga lembaganya meminta pemerintah setempat membuat terobosan untuk mengurangi risiko korban.

"Harus ada cara untuk mengurangi risiko korban saat berlibur di objek wisata air ini. Khususnya di wilayah pantai selatan Jawa Barat," kata dia.

Adapun Camat Caringin Engkos Hardy Suhardja mengakui hingga kini belum pernah mengetahui secara pasti jumlah kunjungan wisatawan ke Rancabuaya yang masuk lewat kas UPTD Pariwisata.

"Rancabuaya itu seperti sapi perah. Ada tarikan retribusi, tapi tidak pernah ada penataan," ujar dia.

Daya tarik Rancabuaya, tutur dia, sangat tinggi bagi wisatawan. Kendati ombaknya tinggi, Rancabuaya sudah menjadi ikon Jawa Barat sebagai pusat pertumbuhan wilayah selatan yang dikenal memiliki wilayah luas dan banyak dikunjungi wisatawan.

"Jauh-jauh datang ke sini (Rancabuaya) tidak elok kalau lihat-lihat saja. Tentu mereka ingin merasakan air laut, cuma di sini tak ada fasilitas untuk berenang," kata dia.

Tenggelamnya para santri, ujar dia, diharapkan menjadi peristiwa terakhir. Hanya saja, sekalipun sudah diberi peringatan, banyak wisatawan yang tak mendengarkan.

"Akhirnya mereka kucing-kucingan agar bisa berenang. Kami sudah antisipasi dan minta kepada warga sekitar untuk mengawasi," katanya.

Engkos pun berharap ke depannya ada pelatihan khusus bagi warga di kawasan objek wisata. Jika ada kejadian pengunjung yang terbawa arus bisa segera diberi pertolongan.

Dalam sepekan terakhir tercatat delapan wisatawan menjadi korban keganasan ombak pantai selatan Garut, Jawa Barat. Meskipun memiliki ombak cukup tinggi dan berbahaya, daya tarik panorama pantai selatan Garut tidak menyurutkan warga untuk datang.



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya