Liputan6.com, Pekanbaru - Evakuasi Yandri, pelajar 15 tahun yang bertahan hidup selama tiga hari setelah terjatuh di jurang Gunung Marapi, perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, berlangsung sulit. Petugas membutuhkan waktu belasan jam untuk mengevakuasi Yandri, mulai mengangkat dari jurang hingga membawa ke rumah sakit setempat.
Kapolres Kabupaten Kuantan Singingi Ajun Komisaris Besar Polisi Dasuki Herlambang, yang menerjunkan anggotanya untuk mencari Yandri, mengatakan bahwa pelajar asal Pulau Inggu, Kecamatan Benai, itu sempat dirawat di Rumah Sakit Tanah Datar.
"Selanjutnya dibawa ke RSUD Batusangkar (Kabupaten Tanah Datar) dan diopname di sana," ucap lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996 ini, Rabu (7/6/2017) siang.
Dasuki menyebutkan, kondisi Yandri sejak dievakuasi dari Gunung Marapi pada Selasa, 6 Juni 2017 terus memburuk. Hal ini disebabkan Yandri kekurangan asupan makanan dan minuman selama berada di jurang setelah terjatuh.
"Ditambah lagi faktor keletihan fisik dan mental karena jatuh ke jurang dan berada tiga hari di sana. Tidak ada perbekalan logistik juga selama di jurang," kata Dasuki.
Baca Juga
Meski kondisinya menurun dan sangat lemah, Yandri masih bisa diajak bicara. Dia ditemani keluarganya dari Kabupaten Kuantan Singingi yang datang dibawa personel kepolisian setempat. Di rumah sakit juga ada personel polres tersebut memantau perkembangan Yandri.
Dasuki menjelaskan, proses evakuasi Yandri sangat sulit. Sejak ditemukan kemarin berada di dalam jurang, dia baru bisa dievakuasi hingga sampai ke rumah sakit pada Rabu, 7 Juni 2017 sekitar pukul 00.45 WIB.
Lamanya evakuasi ini karena terbentur kendala teknis, di mana Tim SAR kesulitan saat membawa korban dari atas gunung dengan menggunakan tandu. Tim penyelamat juga sangat kelelahan mengingat cuaca dan medan Gunung Marapi yang sempat mengeluarkan abu vulkanik.
"Cuaca di gunung cepat sekali berubah-ubah. Ditambah lagi dengan udara dingin yang membuat tim penyelamat kesulitan mengevakuasi Yandri," kata Dasuki.
Advertisement
Ia menyebutkan, Yandri merupakan salah satu dari 16 pendaki dari Riau yang naik ke Gunung Marapi pada akhir pekan lalu. Semburan abu vulkanik gunung pada Minggu, 4 Juni 2017, membuat mereka tersesat.
"Dari 16 pendaki asal Riau, enam di antaranya berasal dari Kabupaten Kuansing. Para keluarga di daerah ini sangat khawatir, makanya kami fasilitasi dan membawanya ke posko pencarian. Dan Kuansing berbatasan dengan Sumatera Barat, sehingga perjalanannya dekat," kata Dasuki.
Dasuki menyebutkan, ada lima personel Polres Kuantan Singingi berangkat yang terdiri dari kapolsek, kasat sabhara, dan tiga bintara. Mereka berangkat bersama keluarga pendaki Gunung Marapi yang tersesat itu pada Senin petang, 5 Juni 2017, dan sudah tiba di lokasi pada malam harinya.