Liputan6.com, Surabaya - Pengerjaan proyek angkutan massal cepat berbasis rel berupa trem di Kota Surabaya akan dimulai pada tahun ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan berbagai persiapan demi kelancaran pengerjaan trem yang akan melintasi rute utara ke selatan tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji, mengatakan Pemkot Surabaya bersama tim dari Kementerian Perhubungan dan PT KAI telah menandai titik awal pengerjaan trem di Jalan Tunjungan. Personel dari Pemkot Surabaya terdiri atas Bappeko, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.
"Kami melakukan cek ulang saja titik KM 11+450. Itu ada di bawah JPO. Nanti ada haltenya trem. Jadi marking ini kami tandai dulu. Ini pesan psikologis bahwa pengerjaan trem akan dimulai," tutur Agus Sonhaji, Selasa, 13 Juni 2017.
Titik start pengerjaan trem di KM 11+450 tersebut merupakan jarak yang ditarik dari titik nol di kawasan Joyoboyo. Agus menyebut angka-angka tersebut ternyata memiliki pesan filosofis yang sarat historis bagi Surabaya.
Angka 11 bisa merujuk pada November. Sementara, angka 45 merupakan tahun 1945. November 1945 merupakan momentum perjuangan dan keberanian arek-arek Surabaya dalam melawan penjajah yang tercatat dalam sejarah.
"Jadi semangatnya itu dimulai di sini (titik 11 +450), di bawah JPO Taman Gantung Siola," kata pejabat asal Kediri ini.
Baca Juga
Advertisement
Setelah melakukan marking, fokus Pemkot selanjutnya adalah menyiapkan jalan yang akan difungsikan untuk pengalihan arus lalu lintas ketika pengerjaan trem di Jalan Tunjungan dimulai. Pemkot melalui Dinas PU BMP telah melebarkan Jalan Simpang Dukuh dengan terlebih dulu membongkar bangunan-bangunan yang ada di seberang jalan.
Bila pelebaran Jalan Simpang Dukuh sudah beres, pengguna kendaraan yang selama ini melintas di Jalan Tunjungan akan dialihkan. Nantinya kendaraan dari arah Jalan Gemblongan yang akan masuk ke Jalan Tunjungan, bakal diarahkan ke Jalan Genteng Kali (belok kiri) lalu menuju Simpang Dukuh hingga tembus ke Jalan Gubernur Suryo.
"Jadi nanti kendaraan tidak akan lagi lewat ke Jalan Tunjungan, tapi belok kiri ke Jalan Genteng Kali, Simpang Dukuh dan Gubernur Suryo. Tapi, masih ada satu jalur untuk kendaraan yang memang tujuannya ke Jalan Tunjungan, semisal ke Hotel Majapahit. Dishub masih menyiapkan rekayasa lalu lintasnya," ucap Agus Sonhaji.
Selain itu, Pemkot juga akan mengerjakan pengecilan berem di Jalan Darmo, termasuk kemungkinan mengatur utilitas. Sebab, di kawasan Darmo ada pipa milik PDAM. Agus menyebut untuk pengaturan utilitas ini ada dua opsi, apakah pipa PDAM itu nantinya akan dipindahkan atau sekadar diberi penguatan.
"Di DED-nya tentu diperhitungkan, kalau ndak dipindah ya dikasih penguatan. Itu opsinya," ujarnya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum pengerjaan proyek trem dimulai demi memastikan kelancaran pengerjaannya. Sesuai pesan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pengerjaan trem ditargetkan dimulai tahun ini. Trem akan menjadi bagian dari angkutan massal cepat berbasis di Surabaya selain LRT (Light Rail Transit) plus feeder, trunk dan park and ride.
"Kami juga sudah menyiapkan feeder-feeder untuk memasok penumpang. Intinya secara konsep, Insyaallah sudah matang. Dan masyarakat juga mengetahui bahwa ini sudah jalan," kata pejabat yang pernah menjabat Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ini.
Sebelumnya, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan, pengerjaan trem dengan pembiayaan Rp 2,7 triliun yang berasal dari APBN ditargetkan dimulai tahun ini. Untuk tahun ini, anggarannya baru Rp 100 miliar.
Menurut Wali Kota, pengerjaan proyek trem ini dimulai dari Jalan Tunjungan. Untuk loop pertama, rutenya dari Tunjungan menuju Joyoboyo sepanjang 11,45 kilometer. Sementara, loop kedua dari Tunjungan ke Jembatan Merah sepanjang 6-7 kilometer.