Liputan6.com, Gorontalo - Dalam Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2017 di Halaman Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo, Sekda Provinsi Gorontalo, Winarni Monoarfa, mengatakan, masih terdapat 8.000 penduduk lanjut usia di Gorontalo yang belum sejahtera.
"Provinsi Gorontalo memiliki jumlah penduduk 1,5 juta jiwa, sekitar 3,44 persen (33Â ribu jiwa) di antaranya berusia di atas 60 tahun," ujar Winarni di Gorontalo, Kamis, (3/08/2017).
Dari 33 ribu lansia tersebut, sekitar 8.000 lansia yang tergolong dalam PMKJ (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan dalam kondisi telantar, miskin, berkeliaran di jalan, dan peminta-minta.
Advertisement
"Namun dari angka harapan hidup Provinsi Gorontalo lima tahun terakhir mengalami peningkatan, walaupun masih di bawah angka harapan hidup nasional," katanya.
Ia menjelaskan, peningkatan angka harapan hidup ini tidak lepas dari penerapan empat program prioritas yakni pendidikan gratis, kesehatan gratis, infrastruktur, dan ekonomi kerakyatan.
Baca Juga
Sekda menambahkan, pada 2017, Pemprov memberikan bantuan untuk asistensi lansia sebesar Rp 2 juta per tahun untuk 600 orang atau total senilai Rp 1,2 miliar.
Pemprov juga melakukan program bedah rumah lansia dengan total anggaran Rp 500 juta dari APBD, di mana dinas sosial yang akan mendata untuk bedah rumah, serta program bantuan untuk panti werda atau panti lansia.
"Di Hari Peringatan Lansia Nasional, selain pemberian bantuan juga ada pelayanan pengobatan massal langsung dari dinas kesehatan," imbuhnya.
Kepala Dinas Sosial Gorontalo, Nontje Lakadjo mengatakan, lansia harus diberdayakan, bukan hanya dibiarkan sendirian karena akan berimbas pada rendahnya produktivitas serta naiknya biaya sosial termasuk biaya kesehatan.
Â