Perintah Terakhir Nakhoda Sebelum Kapal Karam di Perairan Sitaro

Kapal karam di perairan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 22 Agu 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 12:30 WIB
Kapal karam
Ilustrasi kapal karam.

Liputan6.com, Bitung - Kapal penangkap ikan dari Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kapal Motor (KM) Baku Sayang 03 karam usai dihantam gelombang pasang di perairan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), pada Sabtu, 19 Agustus 2017.

Dua hari kemudian, tepatnya pada Senin, 21 Agustus 2017, informasi kapal karam itu menyebar. Polsek Siau Timur mengatakan, kejadian bermula dari cuaca buruk yang melanda. Kira-kira 10 mil laut dari tujuan akhir pelayaran, yakni antara perairan Pulau Pasige dan Pulau Tagulandang, kapal mulai terombang-ambing.

"Penyebabnya karena empasan angin yang cukup kencang. Kondisi itu memicu gelombang tinggi hingga sekitar tiga meter," ucap Kanit Intelkam Polsek Siau Timur, Aiptu H Wilade, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (22/8/2017).

Menurut Wilade, kronologi kapal karam berdasarkan keterangan salah satu kru kapal yang selamat, Meidi Bukunusa. Ia melanjutkan, situasi itu mulanya tak terlalu gawat.

Anton Kabuhung selaku nakhoda kapal terus melanjutkan pelayaran. Tapi, beberapa saat kemudian, kapal mulai goyah. Sebilah papan di bagian dasar kapal terlepas dan air mulai masuk.

"Nah, karena sudah cukup gawat, nakhoda mengeluarkan perintah. Dia minta semua ABK menggunakan pelampung dan bersiap menyelamatkan diri," tutur dia.

Instruksi sang nakhoda pun terbukti benar. Tak lama setelah itu kapal akhirnya tenggelam. "Tenggelam sekitar pukul 01.00 Wita. Jadi kejadian ini dimulai hari Sabtu malam tanggal 19 Agustus, tapi kapal nanti tenggelam keesokan harinya," Wilade menambahkan.

Insiden ini menyebabkan seluruh kru kapal milik PT Sari Malalugis itu tercerai-berai. Sebagian sempat berenang sebagian lagi entah ke mana.

Akhirnya, sebelas orang berhasil ditemukan selamat. Sepuluh orang di antaranya dievakuasi sebuah kapal yang kebetulan melintas, dan satu orang terdampar di pantai Kampung Nameng, Kecamatan Siau Barat Utara.

"Mereka kini sudah diamankan dan dirawat di RSUD Lapangan Sawang," ia membeberkan.

Saat dihubungi secara terpisah, Sammy Wowiling selaku pengurus KM Baku Sayang 03, turut membenarkan perihal musibah ini. Dia menyebut upaya pencarian sudah dilakukan.

"Betul, total ABK yang ikut ada 29 orang. Sebelas selamat dan yang lain masih dicari," ucap dia.

Tak hanya mengandalkan Badan SAR Nasional (Basarnas), Sammy mengatakan, pihaknya turut mencari. PT Sari Malalugis mengerahkan segenap armada kapal yang dimiliki, guna menyelamatkan semua kru mereka yang menjadi korban kapal karam.

"Satu kapal kami, yaitu KM SC-03, sudah berada di Siau. Tapi, masih ada dua kapal yang akan kita kerahkan. KM SC-15 dan KM Bitung Raya-03 sudah bergerak melakukan pencarian," ujar dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya