Umat Buddha Cianjur Sebut Pelaku Kekerasan pada Rohingya Teroris

Umat Buddha di Cianjur, Jawa Barat, menyebut gelar biksu otomatis hilang jika melakukan tindakan kekerasan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2017, 13:50 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 13:50 WIB
Potret Pilu Bocah Rohingya yang Menyesakkan Dada
Anak-anak etnis Rohingya dari Myanmar merentangkan tangan mereka untuk menerima makanan yang didistribusikan oleh penduduk setempat di Kamp Pengungsian Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 30 Agustus 2017. (AP Photo/Mushfiqul Alam)

Liputan6.com, Cianjur - Umat Buddha di Cianjur, Jawa Barat, mengutuk keras tindakan Buddha garis keras terhadap umat Islam dan warga etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Mereka menilai hal tersebut tidak ada dalam ajaran agama Buddha.

Penasihat Majelis Tri Dharma Cianjur, Suwita Gunawan, mengatakan, tragedi di Rohingya yang melibatkan umat Buddha di sana tidak ada hubungannya dengan umat Buddha Indonesia, karena dalam ajaran mereka tidak ada pengasingan, apalagi pembunuhan.

"Kami sangat mengutuk dan mengecam tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan, terlebih ada biksu melakukan tindakan kekerasan, seperti membunuh, maka gelar biksunya sudah hilang," katanya, Jumat (8/9/2017), dilansir Antara.

Dia menambahkan, perbuatan yang dilakukannya bisa dibilang teroris karena perilakunya tidak baik. Ia menyatakan ajaran Buddha mengingatkan umatnya untuk hidup rukun dan saling menghormati bangsa dan ras apa pun.

"Rohingya sebenarnya bukan permasalahan pertentangan agama, akan tetapi permasalahan sosial ekonomi," katanya.

Pernyataan dari perwakilan umat Buddha di Cianjur, sekaligus sebagai anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Cianjur, mengutuk dan mengecam keras segala tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan, sekaligus menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, terhadap etnis Rohingya.

"Kami juga mengajak seluruh umat beragama untuk menggalang solidaritas kemanusiaan agar segala bentuk kekerasan dan atau genosida terhadap etnis Rohingya di Rakhnie State, Myanmar, segera dihentikan," katanya.

Ketua FKUB Cianjur Muchrodin mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan seluruh pemuka agama dan tokoh masyarakat sekaligus pimpinan ormas keagamaan di Cianjur, sebagai bentuk silaturahmi guna menyikapi tragedi kemanusiaan Rohingya.

"Kami mendukung usaha yang dilakukan pemerintah pusat sampai selesai. Kami meminta agar ada bantuan donasi untuk muslim Rohingya yang ada di Myanmar. Konsultasi rutin mengumpulkan pemuka agama tokoh agama maupun ormas agama sehingga kerukunan antarumat beragama dapat terus terjalin," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya