40 Kasus Kebakaran di Grobogan Sepanjang Kemarau 2017

Kebakaran tidak memandang latar belakang korban. Ada warga miskin yang makin miskin setelah kebakaran terjadi.

oleh Felek Wahyu diperbarui 12 Sep 2017, 23:02 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 23:02 WIB
40 Kasus Kebakaran Terjadi di Grobogan Sepanjang Kemarau 2017
Kebakaran tidak memandang latar belakang korban. Ada warga miskin yang makin miskin setelah kebakaran terjadi. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Grobogan - Kemarau datang, tak hanya kekeringan yang nyata ada di depan mata. Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, misalnya, kemarau juga meningkatkan frekuensi kebakaran. Tercatat 40 kasus kebakaran terjadi sepanjang musim kemarau 2017.

Musibah kebakaran itu tidak memandang korban dan waktu terjadi. Banyak warga miskin semakin menderita setelah tempat tinggal yang tak seberapa habis terbakar menjadi abu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan menyebutkan, selama musim kemarau 2017, hampir setiap hari menerima laporan kebakaran. "Mayoritas laporan yang masuk ke kami adalah kebakaran rumah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Grobogan, Budi Prihantoro, Selasa (12/9/2017).

Jumlah rumah yang hangus terbakar akibat kasus kebakaran itu lebih dari 100 unit. "Kerugian materi satu lokasi kebakaran hingga ratusan juta rupiah," kata Budi.

Banyaknya kerugian materi yang ditanggung, sambung dia, disebabkan api tidak jarang membakar lebih dari satu rumah. Penyebab kebakaran diketahui ada yang disebabkan korsleting listrik dan kelalaian.

Pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp 164 juta untuk bantuan logistik pangan korban bencana. Sedangkan santunan sebesar Rp 2,5 juta diberikan kepada korban yang rumahnya terbakar habis.

"Sudah sembilan korban mendapatkan santunan, sedangkan 10 korban lainnya masih harus  menunggu. Sedangkan kejadian kebakaran yang menghabiskan lima rumah lebih bisa mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi, yang besarannya tergantung tim verifikasi," ucapnya.

Kasus kebakaran juga banyak terjadi di Kabupaten Demak. Kantor BPBD Provinsi Jateng mengharapkan warga lebih waspada, terutama warga yang tinggal di dekat kawasan hutan.

"Ketika ada kebakaran, segera diambil langkah antisipasi sehingga tidak sampai merembet ke permukiman," ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Jateng Sarwa Pramana.

Tidak saja permukiman, kasus kebakaran juga terjadi di kawasan hutan, baik hutan Perhutani maupun hutan masyarakat. "BPBD baik provinsi maupun kabupaten berupaya cepat dalam menangani kasus kebakaran, sehingga tidak berdampak lebih luas," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya