Puting Beliung Porakporandakan 3 TPS Pilkades Banjarnegara

Mereka berlarian ke menjauh dari area panggung dan TPS Pilkades. Begitu pula dengan para calon kades yang berada di atas panggung

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Nov 2017, 17:02 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 17:02 WIB
Warga menyelamatkan diri dari tratak atap TPS yang ambruk. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Warga menyelamatkan diri dari tratak atap TPS yang ambruk. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Badai cempaka dilaporkan bergerak menjauh dari perairan Indonesia dan mulai melemah. Namun, nyatanya, di Banjarnegara, dampak badai yang dinamai bunga nan cantik ini masih kuat.

Tak seperti namanya yang ciamik itu, badai cempaka memicu puting beliung yang memporakporandakan pesta demokrasi di tiga desa. Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilihan Umum Kepala Desa (Pilkades) di tiga desa itu terpaksa dipindah ke lokasi lebih aman.

Di Desa Karangkobar Kecamatan Karangkobar, mendung menggelayut sejak pagi. Mendung ditingkahi gerimis itu tak membuat masyarakat setempat malas menuju TPS yang didirikan di lapangan sepakbola.

Namanya pesta desa, di sekitar TPS, banyak pula pedagang yang menjajakan makanan. Bahkan, sejak Rabu, pedagang dari berbagai daerah sudah tiba. Suasana begitu semarak. Masyarakat pun maakin antusias menuju TPS.

Pada awalnya, pelaksanaan pemungutan suara Pilkades sejak Kamis pagi berlangsung lancar. Hanya gerimis yang sedikit mengganggu perjalanan warga dari rumah menuju TPS. Namun, mendadak cuaca yang bersahabat itu berubah.

Sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba angin puting beliung menderu-nderu dari belahan utara. Secara bersamaan, hujan lebat mengguyur dan semakin mengacaukan TPS.

Warga Berlarian Menyelamatkan diri Terjangan Puting Beliung

Tratak atap TPS Pilkades Karangkobar, Banjarnegara ambruk diterjang puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Tratak atap TPS Pilkades Karangkobar, Banjarnegara ambruk diterjang puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Tiang tratak di panggung utama para calon kepala desa mulai bergoyang. Begitu pula, tratak-tratak untuk panitia Pilkades dan para pemilih. Keadaan semakin tak terkendali.

Warga dan panitia pun panik. Mereka berlarian ke menjauh dari area panggung dan TPS. Begitu pula dengan para calon kades yang berada di atas panggung. Mereka pun tunggang langgang menyelamatkan diri.

Benar saja, tak berapa lama, tenda dan tratak yang dipasang panitia Pilkades ambruk. Kursi plastik yang disediakan untuk para pemilih di selasar bilik suara jumpalitan tak keruan, terlempar angin kencang.

"Untungnya sudah lari semua. Jadi tidak ada korban," ucap relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Banjarnegara, Eko Purwanto, Kamis siang, 30 November 2017.

Setelah reda, panitia dan warga lantas menyelamatkan kotak suara dan dokumen-dokumen penting lainnya. MEreka juga membersihkan area TPS. Panitia Pilkades memutuskan untuk tetap meneruskan tahapan Pilkades ini.

57 Desa Menggelar Pilkades Serentak Banjarnegara

Sebanyak 57 desa di Banjarnegara menggelar Pilkades serentak, Kamis (30/11/2017). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Sebanyak 57 desa di Banjarnegara menggelar Pilkades serentak, Kamis (30/11/2017). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Namun, lantaran tak memungkinkan, TPS akhirnya dipindah ke gedung SD Negeri 01 Karangkobar. Pelaksanaan tahapan Pilkades Karangkobar masih berjalan sebagaimana mestinya.

Puting beliung dan hujan lebat juga melanda dua desa lain yang juga tengah menggelar pesta desa. Kedua desa itu yakni Desa Balun dan Legoksayem Kecamatan Wanayasa.

Pelaksanaan Pilkades di dua desa ini sempat kacau lantaran bencana puting beliung. Menurut Eko, informasi yang diperolehnya, TPS di dua desa itu dilaporkan juga dipindah ke tempat yang aman.

Diketahui, Kamis, 29 November 2017 ini, Kabupaten Banjarnegara menggelar Pemilihan Umum Kepala Desa (Pilkades) serentak di 57 desa 20 kecamatan dengan jumlah penduduk 182.853 orang dan DPT (Daftar Pemilih Tetap) 135.368 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya