Liputan6.com, Gorontalo - Butuh satu jam 50 menit dengan berjalan mendaki untuk tiba di puncak bukit yang menjadi lokasi gubuk milik Arfan Hululo, warga Desa Owata, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Gubuk yang disebut pemiliknya sebagai rumah itu hanya terbuat dari dinding papan dengan beratap beberapa lembar seng tua. Terdapat satu ruangan berukuran 3x2 meter atau seluas enam meter persegi di gubuk ini.
Di ruang itu, Arfan beserta istrinya dan enam anaknya tidur dan menjalani kehidupan sehari-hari. "Tinggal di sini karena tidak punya tanah di desa," ujar Ria Ara, istri Arfan yang siang itu tengah bersama enam anaknya yang masih kecil.
Advertisement
Baca Juga
Tak banyak yang bisa dijumpai di gubuk ini. Selain "ruang utama", di bagian belakang gubuk hanya ada dapur tanpa sekat dinding. Pada bagian depan terdapat sebuah kotak kayu tempat menyimpan peralatan memasak bercampur dengan beberapa lembar karung.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Ria mengaku hanya mengandalkan hasil kebun seperti singkong dan jagung untuk dimakan. Kondisi ekonomi yang serba kekurangan membuat keluarga itu memang tak selalu bisa membeli beras.
Bahkan, hanya satu anaknya saja yang bisa mengenyam bangku pendidikan. "Cuma satu anak saja yang bersekolah, sekarang sudah kelas empat," ujar dia.
Â
Â
Sudah Pernah Diberi Bantuan
Ria menyadari gubuknya sempit untuk ditinggali seluruh anggota keluarganya. Maka itu, dua anaknya ada yang dititipkan ke rumah neneknya di desa.
I Wayan Lanawa, Camat Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, mengatakan sebenarnya pemerintah sempat memberikan bantuan bahan bangunan senilai Rp 15 juta. Bantuan diberikan setelah sebelumnya keluarga Arfan menyanggupi membangun rumah dengan bantuan yang diberikan.
Dalam prosesnya, rumah itu tak kunjung selesai dibangun. Meski demikian, Lanawa menegaskan pada 2018, pihaknya kembali akan menganggarkan pemberian bantuan serupa melalui dana desa dan akan dibangun di tanah milik Arfan Hululo.
Ia menyebut selama ini, keluarga Arfan tidak mau pindah ke desa dan memilih tinggal di gubuk untuk mengurus kebun. Hal itu akhirnya berimbas pada nasib pendidikan anak-anaknya yang sebagian besar tidak bersekolah karena letak gubuk mereka jauh dari desa terdekat yang memiliki sekolah.
"Untuk tahun depan kita berharap, Bapak Arfan mau pindah ke desa untuk menyekolahkan anaknya," kata I Wayan Lanawa.
Sementara itu, nasib keluarga Arfan mengundang empati dari berbagai pihak. Bantuan berupa makanan pakaian dan uang mulai disalurkan setelah kondisi keluarga itu tersiar di media sosial.
"Hari ini kita salurkan bantuan dari para donatur yang berempati atas kehidupan keluarga ini," ungkap Femi Udoki, perwakilan jurnalis Gorontalo yang mengalang bantuan bagi keluarga Afran Hululo.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement