Liputan6.com, Medan - Seluruh sopir angkot (angkutan kota) di Medan, Sumatera Utara, menggelar aksi protes dengan berhenti beroperasi. Protes terkait maraknya operasional transportasi berbasis aplikasi online atau daring.
Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Dara (Organda) Medan Monthgomery Munthe mengatakan, ada sekitar delapan ribu angkot yang berhenti beroperasi.
Aksi mogok para sopir angkot ini bakal terus digelar hingga Gubernur Tengku Erry Nuradi mengabulkan tuntutan dengan mengeluarkan kebijakan penghentian operasional transportasi online.
Advertisement
Baca Juga
"Kita mau tunjukkan sama pemerintah, operasional transportasi online sudah begitu banyak. Biar pemerintah sadar, apa yang selama ini kami hadapi di lapangan," ucap Monthgomery, Rabu (13/13/2017).
Akibat mogok massal para sopir angkot, jalanan di Kota Medan tampak lengang. Hal ini tampak di Jalan Iskandar Muda, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Gatot Subroto. Biasanya, ketiga ruas jalan tersebut selalu dipenuhi angkot.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Â
Warga Kesulitan Beraktivitas
Dampak dari mogok massal sopir angkot membuat warga sempat kesulitan untuk beraktivitas. Bahkan, banyak warga Medan yang tidak mengetahui, seperti siswa sekolah, pegawai negeri sipil (PNS), hingga karyawan swasta
"Sudah dari jam tujuh pagi, tapi enggak ada angkot melintas," ujar seorang warga bernama Chandra.
Akhirnya, ia menumpang mobil polisi. "Pak polisi bilang angkot lagi berhenti operasi," ia menambahkan.
Kapolsek Deli Tua, Kompol Arifin Marpaung, membenarkan adanya aksi mogok sopir angkot. Namun, polisi menyediakan kendaraan untuk mengangkut penumpang yang hendak beraktivitas.
"Kita mengantisipasi agar penumpang tidak telantar. Mobil kita untuk mengangkut masyarakat," kata Arifin, saat memantau di persimpangan Jalan Jamin Ginting dan Jalan Ngumban Surbakti.
Ia menyebutkan, mobil yang disediakan kepolisian juga mengangkut anak-anak sekolah yang pergi maupun pulang sekolah. Begitu juga masyarakat umum lainnya yang hendak beraktivitas.
"Yang diutamakan warga pekerja dan anak sekolah. Tadi pagi sudah kita angkut mereka, pulang juga kita angkut lagi," ujar Arifin.
Advertisement
Mobil Polisi Jadi Transportasi Massal
Warga di Kota Medan, Sumatera Utara, cukup kewalahan dengan mogok massal ribuan sopir angkot. Mogok massal sebagai bentuk protes terkait maraknya transportasi berbasis online.
Terkait kondisi tersebut, Polrestabes Medan mengerahkan ratusan kendaraan, baik roda dua, roda empat, maupun roda enam. Kendaraan diperuntukkan guna mengangkut masyarakat yang telantar akibat aksi mogok massal ribuan angkot.
Wakapolrestabes Medan AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, polisi sejak Rabu pagi sudah mengerahkan lebih kurang 200 unit roda dua, 50 unit roda empat double cabin, dan 10 bus. Selain dari Polrestabes Medan, ada juga bantuan angkutan 35 unit yang masing-masing dari Brimob, Sekolah Polisi Negara (SPN), dan Polda Sumut.
"Seluruhnya, total lebih kurang ada 100-an roda empat yang diberdayakan untuk mengangkut masyarakat dalam melaksanakan aktivitas," kata Tatan, Rabu (13/12/2017).
Dengan adanya kendaraan yang disediakan kepolisian, warga diantar sampai wilayah Belawan, Binjai, dan Deli Serdang. Tatan menyebut, hingga saat ini, proses negosiasi dengan pengusaha angkutan serta Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk segera beroperasi kembali.
Masyarakat umum, pekerja, pelajar, dan mahasiswa, diangkut menuju satu tempat. "Ada yang sekolah tadi kita antar, yang pulang kita juga antar," sebut Wakapolrestabes Medan.
Polisi Bersiaga di Beberapa Lokasi
Tatan mengungkapkan, untuk mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan bersama, personel kepolisian juga disiagakan di beberapa lokasi, seperti terminal, persimpangan, dan tempat yang menjadi transit atau mengangkut penumpang.
"Kapolsek jajaran Polrestabes Medan juga dikerahkan, termasuk bawah kendali operasi (BKO) dari Brimob dari Direktorat Sabhara Polda Sumut," ungkapnya.
Kapolsek Deli Tua Kompol Arifin mengatakan, sempat terjadi aksi sweeping atau razia oleh sopir angkot terhadap pengendara transportasi online di kawasan Jalan Jamin Ginting. Razia dilancarkan sopir angkot terkait mogok massal yang mereka gelar untuk menolak adanya transportasi berbasis online.
"Sempat ada (sweeping) tadi. Dua orang diamankan oleh petugas dari Shabara, dan sudah dibawa ke Polrestabes," ucapnya.
Adapun Polsek Deli Tua merupakan salah satu polsek yang akan terus melakukan pengamanan dan berjaga-jaga terkait mogok massal sopir angkot di Medan. Seperti di Jalan AH Nasution, Simpang Pos, Simpang Kuala, dan jalan yang mengarah ke kawasan Medan Tuntungan.
Advertisement
8 Ribu Angkot Mogok Beroperasi
Adapun Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Dara (Organda) Medan Monthgomery Munthe mengatakan, ada sekitar delapan ribu angkot yang berhenti beroperasi.
Aksi ini terus digelar hingga Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, mengabulkan tuntutan dengan mengeluarkan kebijakan penghentian operasional transportasi online.
Organda Medan dan para sopir angkot mau menunjukkan kepada pemerintah bahwa operasional transportasi online sudah begitu banyak.
"Biar pemerintah sadar, apa yang selama ini kami hadapi di lapangan," kata Monthgomery.
Akibat mogok massal para sopir angkot, jalanan di Kota Medan tampak lengang. Hal ini tampak di Jalan Iskandar Muda, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Gatot Subroto. Biasanya, ketiga ruas jalan tersebut selalu dipenuhi angkot.