Liputan6.com, Palembang - Misteri pembunuhan Cika alias Badik (25), waria Palembang yang tewas mengenaskan di salon tempatnya bekerja, akhirnya terungkap. Warga asal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) itu diduga dibunuh kenalannya di media sosial (medsos) Facebook, Hadian (19).
Polsek Sukarame menggelar rekonstruksi pembunuhan Cika. Ada sebanyak 43 adegan diperagakan, tanpa kehadiran Hadian, yang menolak mengikuti rekonstruksi.
Kroologi sementara, Hadian dan Cika berkomunikasi pertama kali melalui chat Facebook. Setelah merasa akrab, pelaku menemui Cika di tempat kerjanya, di Salon Kiki, di Jalan KI Ahmad Dahlan, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar (AAL) Palembang, pada hari Senin (15/1/2018) malam.
Advertisement
Baca Juga
Pelaku yang masih tercatat sebagai siswa Madrasah Aliyah (MA), di Kecamatan Mariana, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, duduk menunggu Cika yang masih sibuk melayani pelanggannya.
Cika lalu meminta Hadian membelikan makanan dengan memberi uang sebesar Rp 10.000. Usai makan bersama, Cika sempat menghubungi temannya melalui saluran video call. Hadian lalu meminta Cika untuk memotong rambutnya.
Saat memangkas rambut Hadian, tangan Cika mengelus-elus bagian intim pelaku, sehingga membuat Hadian merasa tidak nyaman. Usai memotong rambut, korban mengajak Hadian mencuci rambutnya.
Cika kembali memegangi beberapa bagian tubuh pelaku, sehingga memancing kemarahan pelaku. Mereka sempat terlibat cekcok mulut, sampai akhirnya Hadian berusaha keluar dari salon yang terletak di pinggiran Kota Palembang tersebut.
Bantah Bunuh Waria
Cika berusaha menenangkan pelaku dan kembali membujuk pelaku untuk mencuci rambutnya. Ternyata Cika semakin nekat mengajak korban untuk berhubungan intim.
Diduga karena tidak bisa menahan amarah, Hadian langsung mengambil tabung gas di dekatnya dan memukuli kepala korban.
Cika pun tersungkur tak berdaya, tapi masih berusaha bangkit, kendati darah mengucur deras dari kepalanya.
Pelaku yang merasa ketakutan karena korban masih hidup, akhirnya mengambil selimut dan melilitkan ke leher dan menutup wajah korban sampai meninggal dunia.
Hadian langsung kabur meninggalkan mayat Cika di dalam salon. Pelaku sempat membersihkan darah di tangannya dengan mengelap ke tiang listrik di dekat Tempat Kejadian Peristiwa (TKP).
Menurut Kanit Reskrim Polsek Sukarami, Iptu Marwan, sebelum menolak mengikuti rekonstruksi, pihaknya sudah menggelar prarekonstruksi yang dilakoni oleh pelaku sendiri.
“Itu hak dia untuk membantah. Tapi dalam prarekonstruksi lalu, dia sendiri memperagakan bagaimana dia membunuh korban,” katanya kepada Liputan6.com.
Ada beberapa barang bukti yang semakin menguatkan perbuatan Hadian, seperti penjaga malam, penjual makanan tempatnya berbelanja, beberapa saksi lainnya, dan rekaman CCTV.
Advertisement
Gelar Pra-Pengadilan
Hadian yang tercatat sebagai warga Dusun Perambahan, Mariana, Kabupaten Banyuasin Sumsel, mengelak dituduh membunuh karena jarak rumahnya dan TKP sangat jauh. Dia juga mengaku tidak punya uang untuk perjalanan dari Kabupaten Banyuasin ke Palembang.
"Saat kejadian, saya sedang memancing. Malamnya pulang ke rumah memasak mi instan. Lalu bermain gap bersama ayah dan tetangga saya. Banyak saksi yang melihat," katanya.
Kuasa hukum Hadian, Wawan Aroni, meyakinkan bahwa tuduhan pihak kepolisian tidak beralasan ke kliennya.
Jarak dari tempat tinggal Hadian dan TKP juga membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan. Pihaknya juga menolak kliennya mengikuti rekonstruksi, karena merasa tidak melakukan pembunuhan tersebut.
“Kita akan melakukan pra peradilan untuk membuktikan klien saya tidak membunuh. Mereka hanya berkomunikasi melalui chatting Facebook dan tidak pernah bertemu,” ujarnya.
Jasad Cika ditemukan pertama kali oleh Hotom alias Kiki, pemilik salon, pada hari Selasa (16/1/2018), sekitar pukul 11.00 WIB.
Cika yang baru sekitar satu bulan bekerja di Salon Kiki, dikenal sebagai pribadi yang ramah dan tidak banyak ulah. Kasus pembunuhan ini baru terungkap setelah satu bulan diselidiki oleh anggota kepolisian.