Mardomu, Orang-orang Pilihan di Semana Santa

Kesempatan menjadi mardomu saat prosesi Semana Santa sangat tipis. Orang-orang berebut mendaftar.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 12 Apr 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 03:00 WIB
Semana Santa
Mardomu di depan patung Mater Dolorosa saat Prosesi Semana Santa (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Armida Tuan Ana yang terletak di depan Kapela Tuan Ana, Larantuka, sekitar pukul 21.00 Wita tampak masih sepi, Jumat 30 April 2018. Armida merupakan tampat perhentian agung saat Prosesi Jumat Agung dalam rangkaian Prosesi Semana Santa (pekan suci) mengenang kisah sengsara Yesus Kristis sebelum wafat disalibkan.

Saat itu, bagian depan arak-arakan peziarah Patung Tuan Ana dan Tuan Ma masih berjarak sekitar 1 kilometer dari Armida tersebut. Tampak lima orang wanita yang mengenakan pakaian dan kerudung serba hitam duduk berjejer di depan patung Bunda Maria yang sedang memangku Tuhan Yesus.

Empat di antara mereka merupakan para mardomu yang bertugas melakukan pendupaan saat Patung Tuan Ana dan Tuan Ma memasuki Armida Tuan Ana. Seorang yang lainnya merupakan pembaca Kitab Suci.

Satu di antara empat wanita tersebut, Maria Arfi Riberu mengaku bersyukur mendapatkan kesempatan menjadi Mardomu. "Tentu sangat bersyukur, bahagia, dan terharu karena ini pertama kali," kata Maria kepada Liputan6.com, Selasa (10/4/2018).

Maria berkisah, kesempatan menjadi mardomu sulit didapatkan setiap tahun menjelang Prosesi Semana Santa. Hal itu karena banyak umat Katolik yang mendaftarkan diri. 

Dia mengatakan, ia bersama ketiga mardomu lainnya yaitu Elisabeth da Silva, Telly Fernades Lamury, dan Ana Nyora Riberu memiliki ujud (niat) khusus saat menjadi mardomu dalam Prosesi Semana Santa tahun ini. Keempat mardomu tersebut berasal dari satu keluarga. 

"Tentu kami punya ujud khusus untuk masa depan anak-anak, dan kesembuhan bagi keluarga yang sakit," kata Elisabeth da Silva.

Selain melakukan pendupaan pada malam prosesi, Mardomu bertugas menyediakan perlengkapan prosesi hingga memberi makan warga saat melakukan tikam turo (pemasangan lilin sepanjang area prosesi. Hal itu dilakukan hingga usai prosesi Semana Santa.

"Dari kayu, tali sampai lilin disiapkan Mardomu," katanya.

Dia mengaku, keluarganya sangat bersyukur karena mendapat kesempatan menjadi Mardomu.  "Ini merupakan sebuah berkah karena kami sekeluarga mempunyai ujud khusus dalam Semana Santa tahun ini," tutur Maria. 

Setelah usai prosesi Semana Santa, warga yang punya niat menjadi Mardomu berebutan mendaftarkan diri untuk Semana Santa tahun berikutnya.  "Seleksimya ketat sekali dari pihak keuskupan. Jika lolos akan menjalani masa percobaan berupa puasa iman," imbuh Maria. 

Tuan Ana dan Tuan Ma Saat Semana Santa

Semana Santa
Umat katolik mencium patung Tuan Berdiri di Desa Wure, Adonara (Liputan6.com/Ola Keda)

Prosesi Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur merupakan agenda ritual yang dinanti. Semana Santa adalah prosesi pra-Paskah yang didahului masa puasa atau pekan-pekan suci.

Jumlah peziarah kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya. Ribuan peziarah dari berbagai daerah berdatangan ke Larantuka.  

"Ada yang datang dengan rombongan, ada yang perorangan. Kebanyakan peziarah dari luar NTT dan mancanegara," ujar Ketua Panitia Semana Santa, Dion Fernandez kepada Liputan6.com, Jumat 14 April 2017. 

Para peziarah saat ini tinggal menyebar di hotel, biara, sekolah-sekolah, dan rumah warga yang disiapkan panitia. "Kemungkinan jumlah peziarah ini masih terus bertambah," kata Dion.

Semana Santa merupakan prosesi puncak Jumat Agung atau Sesta Vera. Pusat perayaan diadakan di dua patung suci, yaitu patung Yesus Kristus yang oleh warga lokal dinamai Tuan Ana, dan patung Perawan Maria yang disebut warga lokal sebagai Tuan Ma.

Prosesi Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur merupakan agenda ritual yang dinanti. Semana Santa adalah prosesi pra-Paskah yang didahului masa puasa atau pekan-pekan suci.

Jumlah peziarah kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya. Ribuan peziarah dari berbagai daerah berdatangan ke Larantuka.  

"Ada yang datang dengan rombongan, ada yang perorangan. Kebanyakan peziarah dari luar NTT dan mancanegara," ujar Ketua Panitia Semana Santa, Dion Fernandez kepada Liputan6.com, Jumat 14 April 2017. 

Para peziarah saat ini tinggal menyebar di hotel, biara, sekolah-sekolah, dan rumah warga yang disiapkan panitia. "Kemungkinan jumlah peziarah ini masih terus bertambah," kata Dion.

Semana Santa merupakan prosesi puncak Jumat Agung atau Sesta Vera. Pusat perayaan diadakan di dua patung suci, yaitu patung Yesus Kristus yang oleh warga lokal dinamai Tuan Ana, dan patung Perawan Maria yang disebut warga lokal sebagai Tuan Ma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya