Istana Mataram Dibentuk, Keraton Solo Kembali Memanas

Adik kandung Raja Paku Buwono XIII, GKR Koes Murtiyah Wandansari membentuk gerakan Istana Mataram

oleh Fajar Abrori diperbarui 14 Apr 2018, 21:05 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2018, 21:05 WIB
Konflik Keraton Solo
Bangunan Keraton Kasunanan Surakarta.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo Konflik internal Keraton Surakarta tak juga reda meski banyak upaya untuk meredakan dua kubu yang bertikai. Konflik mencuat saat kubu yang berseberangan dengan Raja Paku Buwono XIII, yakni kelompok GKR Koes Moertiyah dan suaminya KP Eddy Wirabhumi membentuk Istana Mataram.

Salah satu inisiator, KP Eddy Wirabhumi mengatakan, Istana Mataram merupakan sebuah yayasan. Lembaga tersebut akan menjadi wadah bagi orang-orang yang berdarah Mataram, bukan hanya trah Keraton Surakarta atau Solo tetapi juga semua trah Mataram untuk memberikan sumbangsihnya dalam pembangunan ekonomi yang berbaias kebudayaan dan pariwisata.

"Adanya kegalauan dan keprihatinan ini sehingga memunculkan komitmen kami untuk menyatukan satu kekuatan baru, spirit baru, yakni dengan menyatukan keturunan Mataram serta mengajak komunitas nasional dan internasional dalam wadah Istana Mataram," kata dia, Jumat. 13 April 2018.

Menurut dia, apa yang dilakukan gerakan Istana Mataram tidak ada sangkut pautnya dengan Keraton Surakarta. Pemakaian nama Mataram karena para pendirinya merupakan keturunan yang memiliki darah Mataram sehingga pihaknya sebagai salah satu tram Mataram memiliki hak untuk menggunakan nama tersebut.

"Ini sebagai Yayasan Istana Mataram secara legal hukum Indonesia telah confirm karena sudah punya izin dari Kemenkum HAM. Tapi apalah arti nama, yang penting adalah esensi dari spiritnya," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Mengumpulkan Trah Mataram

Konflik Keraton Solo
GKR Koes Murtiyah Wandansari dan suaminya, KP Eddy Wirabhumi.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Eddy pun mengungkapkan maksud yang terkandung dalam gerakan itu untuk mengumpulkan semua trah Mataram. Bahkan, ia berharap dari gerakan itu bisa mengajak seluruh kerajaan se-Nusantara untuk masuk dalam gerakan itu.

"Syukur-syukur kalau bisa, kita ingin mengajak kerajaan Nusantara, di mana Gusti Moeng (GKR Koes Murtiyah Wandari) sebagai Sekjennya (Sekjen Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara) untuk menyatu di dalam wadah Istana Mataram," harapnya.

Langkah pertama yang digagas oleh wadah itu, yakni melalui gerakan yang dinamai New Era of Economic Culture dan Tourism Programmses. Acara tersebut digelar selam dua hari, pada Jumat - Sabtu (13-14 April 2018) yang digelar di Hotel Royal Herritage Solo dan Wisma Boga, Solo Baru.

"Dalam forum tersebut hadir sebanyak 32 keraton dari berbagai daerah di Indonesia dan delegasi dari 29 negara. Delegasi dari luar negeri datang dari Spanyol, Jerman, Italia, Hong Kong, Taiwan, Vanuatu, Malaysia dan lainnya. Forum itu akan dihadiri sekitar 2.000 orang," kata dia.

Menarik Investor

Konflik Keraton Solo
Sejumlah raja-raja Nusantara dan investor mengikuti prosesi kirab di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Lembaga yang dibentuk, Gusti Moeng selaku adik kandung Raja Paku Buwono XIII, nantinya akan leboh fokus dalam bidang kebudayaan, ekonomi dan pariwisata. Para delegasi dan anggota yang masuk dalam wadah itu memiliki komitmen untuk menanamkan investasi di Indonesia.

"Mereka tidak datang sebagai orang tapi datang sebagai investor di Indonesia. Mereka semua investor yang hadir untuk berinvestasi. Para investor itu udah agreement dengan Istana Mataram walaupun masih tahap awal," tuturnya.

Sementara itu, kuasa hukum Raja Paku Buwono XIII, KPAA Ferry Firman Nurwahyu mempertanyakan terakit kedudukan Gusti Moeng yang menjadi inisiator gerakan Istana Mataram, pasalnya yang bersangkutan tidak mendapat mandat dari Sinuhun Paku Buwono XIII.

“Kedudukannya Gusti Moeng itu apa bikin-bikin kayak gitu (Istana Mataram), itu dasarnya apa. Kalau seperti itu kan jelas mengelabui orang,” kata dia.

Protes Sang Raja

Konflik Keraton Solo
Raja Keraton Kasunanan Surakarta Sinuhun Paku Buwono XIII.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Seperti diketahui Gusti Moeng yang merupakan adik Sinuhun Paku Buwono XIII menjabat sebagai Sekjen Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN). Ia pun mempertanyakan keikutsertaan Gusti Moeng dalam forum itu.

“Itu atas nama siapa, terus posisinya di situ sebagai sekretaris kan? Lalu atas nama siapa? Seharusnya raja yang mewakili, kecuali mereka yang mendapat mandat raja. Sinuhun Paku Buwono XIII adalah raja yang sah,”ujarnya.

Sehari sebelum pengukuhan Istana Mataram, Paku Buwono XIII menggelar tingalan dalem jumenengan ke-14. Dalam prosesi ini, tak terlihat Gusti Moeng. Ia mengaku tidak diundang dalam acara yang digelar setiap tahun ini.

Sementara kubu Paku Buwono XIII melalui KGPH Dipokusumo yang menjabat sebagai Pengageng Parentah Keraton menyebut bahwa seluruh keluarga Keraton Solo diundang semua. Hanya saja undangan yang dilayangkan tidak menyebut nama spesifik. “Kecuali kalau yang mendapatkan tugas sebagai among tamu, “ kata lelaki yang akrab dipanggil Gusti Dipo ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya