Liputan6.com, Gorontalo - Bila di Jawa ada Wali Songo, para penyebar Islam di Gorontalo dikenal dengan sebutan Aulia atau juga bisa disebut Raja Besar Gorontalo. Salah satu yang ternama adalah Raja Bulango atau yang lebih dikenal dengan Raja Hubulo Gobel, seorang raja sekaligus seorang tokoh penyebar agama Islam pada abad 17 silam.
Penelusuran Liputan6.com, makam raja sekaligus tokoh penyebar Islam itu menjadi tempat ziarah favorit sekaligus menikmati wisata sejarah di Provinsi Gorontalo. Makam Raja Hubulo itu berada di Desa Keramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, yang berjarak kurang lebih 20 kilometer dari Ibu Kota Gorontalo.
Setiap Jumat, Desa Keramat banyak dikunjungi orang yang hendak berziarah atau hanya sekadar berwisata di kawasan masjid dan makam kuno tersebut. Ada kebiasaan unik dari warga yang berziarah ke makam itu, yakni selalu membawa pulang tanah yang berada di atas pusara Raja Hubulo.
Advertisement
Baca Juga
Konon, tanah terbut bila dibuang ke dalam sumur, bisa menjadikan air sumur menjadi sangat jernih dan dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Meski rutin diambil warga, kondisi tanah di pusara Raja Hubulo seakan tidak pernah berkurang.
"Setiap hari Jumat, ada yang datang berwisata dan ada pula yang datang berziarah yang konon katanya tempat ini membawa berkah bagi yang mengambil tanah makam Raja Hubulo tersebut," ujar Husain Yahya, pengelola masjid dan makam kuno tersebut.
Makam Hubulo saat ini juga menjadi makam keluarga besar Gobel. Di tempat itu pula terdapat makam Tyaeb Mohammad Gobel, pendiri perusahaan elektronik Indonesia PT National Panasonic Gobel, yang kini dilanjutkan oleh putranya Rahmat Gobel.
Sumber Pemasukan Desa
Namun, daya tarik Desa Keramat sebenarnya tak hanya pada keberadaan makam Raja Hubulo. Desa itu secara umum memiliki pemandangan yang indah sekaligus menenangkan.
Di desa itu masih terdapat Pesantren Hubulo yang merupakan peninggalan Raja Hubulo dan masih difungsikan hingga kini. Hal itu menjadi salah satu aset Desa Keramat untuk tetap berjuang merawat budaya setempat sekaligus sumber pendapatan setempat.
"Adat istiadat menjadi landasan pemerintahan desa sekaligus spirit bersama untuk mengembangkan potensi desa. Ini yang terjadi di sini," kata Mohamad Yamin Podungge, Kades Desa Keramat.
Desa Keramat memiliki luas 0,85 Km2 dan dihuni sebanyak 1.326 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, pemerintah desa setempat membuat lompatan-lompatan program untuk menggenjot pembangunan dan pariwisata.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement