Akhir Penderitaan Gajah Pincang yang Terjerat Perangkap Babi di Siak

Butuh beberapa pekan bagi tim untuk mengintai gajah ini. Setelah waktunya tepat, gajah betina ini berhasil ditembak bius untuk diobati infeksi pada kakinya.

oleh M Syukur diperbarui 29 Apr 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 07:02 WIB
Gajah
Ilustrasi foto gajah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir dua bulan berjalan pincang akibat luka di kaki depan bagian kanan, seekor gajah muda berusia 10 tahun akhirnya berhasil diobati oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Butuh beberapa pekan bagi tim untuk mengintai gajah ini. Setelah waktunya tepat, akhirnya pada 25 April 2018 lalu, gajah betina ini berhasil ditembak bius. Tindakan ini dilakukan untuk mengobati infeksi pada kakinya.

"Pengobatan dilakukan setelah berkoordinasi dengan WWF Sumatera, Vesswic, dan Yayasan Tesso Nilo," kata Kepala Humas BBKSDA Riau Dian Indriarti, Jumat siang, 27 April 2018.

Dian menjelaskan, adanya gajah muda yang terluka ini diketahui ketika tim memantau konflik mamalia bongsor itu dengan manusia di Desa Minas, Kabupaten Siak, pada awal Maret lalu.

Ketika tim berusaha menggiring hewan bernama latin Elephas maximus sumatranus itu supaya tak mendekati permukiman, terlihat seekor gajah bergerak lambat dan berjalan pincang.

"Tim tidak begitu memperhatikan kondisinya saat itu," kata Dian.

Simak video pilihan berikut ini:

 

Susun Strategi untuk Mengobati Gajah

Gajah Pincang di Riau
Gajah pincang di Riau. (Foto: Dok. BBKSDA Riau/M Syukur)

Pada 27 Maret 2018, tim juga mendapat laporan konflik gajah dan manusia di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Terlihat gajah dengan cara berjalan yang sama.

Setelah diamati, barulah ketahuan gajah betina ini mengalami sakit pada kakinya. Diduga, luka di kaki depan kanannya karena terkena jerat babi.

"Ada jerat nilon pada kakinya yang masih melekat dan mengakibatkan infeksi," ucap Dian.

Hanya saja, pada saat itu, pengobatan belum bisa dilakukan karena gajah ini selalu berada di tengah kawanannya. Selanjutnya, penanganan gajah tersebut dikoordinasikan dengan berbagai lembaga pencinta hewan.

Tak lama kemudian, tim bergerak memantau konflik kawanan gajah serupa di Desa Bencah Kelubi, Kecamatan Tapung. Gajah terluka ini digiring supaya terpisah dari kelompoknya.

Karena medannya cukup sulit, tim memilih tembakan bius. Tim sepakat menggiringnya terlebih dahulu ke Hutan Tahura Minas. Lokasi ini dirasa tepat mengobati gajah itu.

"Setelah dibius, tim memberikan antibiotik dan vitamin. Setelah diberi obat, gajah disuntik lagi agar siuman serta digiring lagi ke kelompoknya," kata Dian.

Dugaan sementara, gajah ini terkena jerat di konsesi milik salah satu perusahaan. Gajah ini merupakan kawanan gajah liar dari kantong Minas Petapahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya