Sering Konflik, Mau Dibawa ke Mana Hubungan Gajah dan Manusia?

Konflik antara gajah dan manusia ini sudah berlangsung sejak akhir 2015. Belum ada solusi konkret untuk mengatasi konflik.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 20:00 WIB
Gajah
Ilustrasi Foto Gajah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Konflik manusia dan gajah masih terjadi sampai saat ini di Kecamatan Keumala, Tangse, Mila dan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh. Kerugian akibat kerusakan kebun dan infrastruktur milik warga sudah tak terhitung jumlahnya.

Tanaman yang dirusak umumnya pinang, pisang, padi ladang, nangka, padi sawah, jabon, cokelat, jernang, dan tanaman lain yang menjadi mata pencaharian masyarakat lokal. Dalam beberapa hari terakhir, tanaman padi warga yang sudah menguning dipanen oleh gajah liar di Keumala.

Berdasarkan data konflik satwa dari Fauna & Flora International – Indonesia Program (FFI-IP) di Aceh, konflik antara gajah dan manusia ini sudah berlangsung sejak akhir 2015. Konflik ini terjadi sepanjang tahun. Gajah sempat kembali ke habitatnya pada Juni hingga Juli tahun 2017.

Penyebab turunnya gajah ke permukiman warga karena adanya gangguan dan rusak habitat gajah akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan dalam kawasan hutan serta banyaknya perburuan satwa di dalam hutan. Selain itu, konflik yang berkepanjangan serta mudahnya akses pakan dalam kawasan kebun dan sawah warga, membuat gajah lebih "nyaman" berada di wilayah kebun dan sawah warga.

Masyarakat yang berkonflik umumnya memitigasi konflik gajah dengan membunyikan mercon atau meriam karbit. Upaya penggiringan gajah kembali ke habitatnya juga sudah beberapa kali dilakukan oleh BKSDA Aceh dan dibantu oleh mitra seperti FFI-IP di Aceh, Federasi Ranger Aceh dan masyarakat lokal.

Namun, usaha penggiringan gajah kembali ke habitatnya hanya efektif untuk beberapa hari saja. Selanjutnya, gajah kembali ke wilayah perkebunan dan permukiman warga. Keberadaan gajah ini tidak hanya membuat tanaman warga rusak, tapi juga membuat warga takut untuk pergi ke kebun, sehingga penghasilan warga dari kebun berkurang.

Sampai saat ini belum ada solusi konkret dari pihak terkait untuk membantu menyelesaikan masalah konflik gajah di berbagai daerah. Semangatnya agar tidak ada konflik lagi dalam jangka panjang.

Radinal-Peneliti Fauna & Flora International Indonesia Programme (FFI-IP)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya