2 Siswa di Bali Patah Tulang Saat Ikut Konvoi Kelulusan SMA

Selain alami patah tulang, seorang siswa peserta konvoi kelulusan SMA di Bali juga alami hilang ingatan sesaat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 09:31 WIB
Konvoi Kelulusan, Ratusan Pelajar Semarang Dihukum Dorong Motor
Ratusan pelajar SMA mendorong sepeda motor mereka di Bundaran Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/5). Aparat Polrestabes Semarang mengamankan mereka karena mengendarai motor tanpa helm. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Denpasar - Konvoi siswa-siswi usai pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA/SMK se-Bali yang diumumkan pada Kamis, 3 Mei 2018, mengakibatkan beberapa kecelakaan. Setidaknya ada tiga orang dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS Bali Mandara karena mengalami patah tulang akibat kecelakaan itu.

"Iya, ada tiga pasien kecelakaan masuk. Kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur IGD. Saat ini masih dalam perawatan intensif," kata Plt Direktur RS Bali Mandara dr Bagus Darmayasa, dilansir Antara.

Menurut dr Bagus, dua siswa dan satu siswi dari dua SMK yang berbeda mengalami patah tulang akibat kecelakaan saat konvoi di kawasan Desa Serangan, Kota Denpasar.

Bahkan, salah satu di antaranya masih tidak mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan seorang lagi mengalami patah tulang di jari-jari dan lutut.

Pasien lainnya dari salah satu siswa SMA swasta di Denpasar juga mengalami patah tulang kelingking dan harus menjalani operasi.

Salah satu orangtua siswa yang tidak mau disebut namanya menuturkan, anaknya, Yoga, membonceng temannya, Eka, berkonvoi bersama di kawasan Serangan. Mereka berkonvoi dengan melajukan sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan melawan arus.

Sebagai orangtua, dia ikut menyesali kejadian ini. Pasalnya, ia harus mengeluarkan biaya ekstra selain biaya untuk pendaftaran ke jenjang perguruan tinggi.

"Juga memikirkan bagaimana mendaftar jika masih dalam perawatan," katanya lagi.

Akibat kecelakaan itu, Dinas Pendidikan Provinsi Bali menyesalkan konvoi kelulusan SMA/SMK di jalan-jalan protokol di Kota Denpasar menimbulkan korban hingga sejumlah siswa mengalami patah tulang. Apalagi, mereka sudah menginstruksikan para kepala sekolah untuk melarang siswa mereka merayakan kelulusan dengan mengganggu ketertiban umum.

"Lebih baik dengan cara persembahyangan bersama di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani di Denpasar.

Namun, pihaknya tidak menampik masih saja ada siswa yang nekat mencorat-coret dan konvoi sambil kebut-kebutan di jalan, sehingga sampai terjadi kecelakaan.

"Kami ikut menyesal. Itu sudah di luar batas pengawasan kami. Namun, untuk pembinaan ke depan kami harapkan peran orangtua siswa sangat diperlukan untuk terus melakukan pendampingan kepada siswa. Pihak sekolah juga lebih memperhatikan saat melakukan pengumuman kelulusan," kata TIA.

Pesta Tilang

Konvoi Kelulusan, Ratusan Pelajar Semarang Dihukum Dorong Motor
Suasana saat ratusan pelajar SMA mendorong sepeda motor mereka di Bundaran Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/5). Konvoi para pelajar dilakukan usai pengumuman hasil UN tingkat SMA/SMK. (Liputan6.com/Gholib)

Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Bali menindak tegas dengan menilang puluhan pelajar Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan yang nekat berkonvoi sepeda motor dan aksi corat-coret di Jalan Raya Sesetan, Denpasar, kemarin.

"Dalam kegiatan Operasi Patuh Agung 2018 ini, kami mendapati 23 pelanggaran yang didominasi pelajar," kata Kasubsatgas Dakgar Polda Bali, Kompol Selamet di Denpasar.

Ia menerangkan, 23 pelanggaran itu yakni 12 pelanggaran tanpa menggunakan helm, tiga pelanggaran tanpa plat nomor kendaraan, tiga pelanggaran tanpa memiliki SIM, dan lima pelanggaran tanpa dilengkapi STNK.

"Dalam konvoi perayaan kelulusan, para pelajar biasanya tidak menghiraukan safety riding, seperti tidak memakai helm, berboncengan bertiga, menggeber gas motor dengan knalpot bersuara keras dan tidak melengkapi kendaraan dengan dokumen resmi. Untuk itu, kami memberikan penindakan tegas berupa tilang kepada mereka," katanya.

Setelah ditilang, para pelajar ini diberikan pemahaman tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas serta pentingnya penggunaan helm. Hal ini dilakukan jajaran Dirlantas Polda Bali karena kegiatan konvoi siswa yang merayakan kelulusan itu sangat membahayakan pengguna jalan lain.

"Konvoi yang dilakukan pelajar SMA dan SMK ini sangat meresahkan warga," katanya.

Ia menerangkan, sebagian besar pelajar yang melaksanakan konvoi tidak menggunakan helm dan menggunakan knalpot "resing" atau balap dan sangat mengganggu pengguna jalan lain.

Agar konvoi tersebut tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan berlalu lintas, Ditlantas Polda Bali menerjunkan 50 personel gabungan untuk mengantisipasi aksi konvoi kendaraan di Jalan Raya Sesetan, Denpasar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya