Liputan6.com, Purbalingga - Wujud toleransi terkadang berawal dari hal-hal sederhana, dan mudah ditemui di sekitar kita. Salah satunya dicontohkan oleh para anggota Banser dan Pemuda Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pangalusan Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah pada Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah ini.
Mereka, berkarib meski berasal dari golongan, pekerjaan dan strata ekonomi berbeda. Lantas toleransi ini berlanjut dalam soal keyakinan. Meski berbeda namun tetap saling menghormati.
Betapa tolerannya mereka terekam dari jejak panjang Banser yang menjaga Gereja pada Natal dan hari-hari besar umat Kristiani lainnya. Sebaliknya, pada perayaan Idul Fitri dan hari besar umat Muslim, pemuda Kristen turut menjaga Masjid.
Advertisement
Baca Juga
Alasannya tak tak serumit yang dibayangkan. Mereka hanya ingin menunjukkan bahwa seluruh umat manusia bersaudara dan penuh toleransi.
Yang mereka lakukan pun sederhana. Misalnya, mengatur lalu lintas, menyeberangkan nenek-nenek atau keluarga yang hendak menjalani Salat Ied, mengatur parkiran, membagikan air minum dan lain sebagainya.
"Mereka dibagi piket, bergiliran," ujar Pendeta GKJ Pangalusan, Bagus Imam Cahyono, Jumat, 15 Juni 2018, tepat pada hari Perayaan Idul Fitri 1439 Hijriyah.
Kali ini, sang pendeta bersama sekitar 29 pemuda Kristiani pembawa misi toleransi ini turut menjaga tiga masjid yang digunakan untuk Ibadah Salat Idul Fitri . Tiga Masjid tersebut adalah, Masjid Al Hikmah, Fathurrohman, dan Nurul Huda.
Saksikan video pilihan ini:
Letak Masjid dan Gereja Pangalusan yang Berdekatan
Seluruhnya berada di jalur alternatif Purbalingga-Pemalang yang terbilang ramai. Di tiga masjid itu, kurang lebih 2.500 umat muslim melaksanakan Salat Ied.
Dan itu dilakukan setelah lebih dari sepekan, para pemuda GKJ Pangalusan dan Banser bersama-sama turut menjaga Posko Mudik Lebaran Idul Fitri. Seolah tak kenal lelah, sejak Jumat pagi, pukul 04.45 WIB, mereka bergeser dari posko mudik lebaran ke tiga masjid ini.
"Tadinya ada Banser juga yang ikut mengamankan. Namun dari para Banser juga hendak menunaikan sholat Ied, akhirnya untuk pengamaman diambi alih semua oleh para pemuda dari GKJ Pengalusan," dia menerangkan.
Bagus menjelaskan, Masjid Nurul Huda menjadi prioritas pengamanan. Sebab, letak masjid ini berada di tikungan tajam dengan medan menanjak. Tak jauh dari situ, ada jembatan sempit.
Di tikungan menanjak ini, kerap terjadi kecelakaan lalu lintas, Bahkan, tahun lalu, sempat terjadi kecelakaan yang sampai menyebabkan tiga korban jiwa.
Kerukunan beragama dan toleransi masyarakat Pangalusan tak hanya terjadi saat Idul Fitri ini. Toleransi telah terpupuk sejak puluhan tahun lalu.
Salah satu bukti tak terbantah adalah letak GKJ Pangalusan yang berdekatan dengan Masjid Fathurrohman.
"Selama ini, kami selalu hidup rukun dengan semua warga di sini, berdampingan, saling hormat menghormati, dan menjaga toleransi," Bagus menambahkan.
Advertisement