Pemindai Sonar 2.000 M Diturunkan Cari Kapal yang Tenggelam di Danau Toba

Diperkirakan, sesuai laporan pihak keluarga, jumlah korban di KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, sedikitnya 183 orang yang belum ditemukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2018, 12:00 WIB
Pencarian Korban KM Sinar Bangun di Danau Toba
Personel Basarnas melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatra Utara, Rabu (20/6). Hingga hari ketiga, sebanyak 18 penumpang selamat, dua tewas dan 160 lainnya masih dalam proses pencarian. (AP/Binsar Bakkara)

Liputan6.com, Simalungun - Pemindai atau scan sonar, pendeteksi logam di dalam perairan berkemampuan daya jelajah 2.000 meter diturunkan, Minggu (24/6/2018), untuk mencari KM Sinar Bangun, kapal tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara. Tim tersebut dipimpin Kepala Basarnas, M Syaugi dan turut bersamanya Bupati Simalungun, JR Saragih.

Kakansar Medan, Budiawan mengatakan, pihaknya juga tetap memberdayakan scan sonar kedalaman 600 meter untuk mencari para penumpang kapal tenggelam di Danau Toba, pada 18 Juni tersebut.

"Penting untuk temukan titik (lokasi) kapal, karena kami perkirakan banyak korban berada di dalamnya," ucap Budiawan di Posko Terpadu Bencana di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun, dilansir Antara.

Diperkirakan, sesuai laporan pihak keluarga, jumlah korban yang berada di KM Sinar Bangun sedikitnya 183 orang yang belum ditemukan. Tim pencari juga memberdayakan satu unit Helikopter Dauphin A 365 N3+ HR-3604 untuk pantauan udara dan mengerahkan tim relawan darat menyusuri pinggiran pantai.

Sementara, pencarian di atas permukaan air menggunakan 17 perahu karet dan kapal cepat sampai radius 40 kilometer dari perkiraan koordinat titik kapal tenggelam di Danau Toba tersebut.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tim SAR Gunakan 2 Alat Canggih

Tim SAR Lanjutkan Pencarian Korban KM Sinar Bangun di Danau Toba
Personel Basarnas melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatra Utara, Rabu (20/6). Hingga hari ketiga, sebanyak 18 penumpang selamat, dua tewas dan 160 lainnya masih dalam proses pencarian. (AP/Binsar Bakkara)

Sebelumnya, dua alat Multibeam Scan Sonar diturunkan untuk mencari korban dan bangkai KM Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin, 18 Juni lalu.

Alat pertama yang digunakan untuk mendeteksi benda dengan jarak 600 meter di dalam air sudah digunakan tim SAR gabungan, namun tidak juga membuahkan hasil.

Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan, untuk alat Multibeam Scan Sonar kedua kemampuannya melebihi dari alat yang pertama, yaitu bisa mendeteksi dengan jarak 2.000 meter atau 2 kilometer di bawah air.

"Alat tersebut sudah di sini dan sekarang sedang kita instal. Dengan alat baru ini, kita berharap bisa melihat kapal itu," kata Syaugi, kepada Liputan6.com, Sabtu, 23 Juni 2018.

Selain bisa mendeteksi benda (KM Sinar Bangun) pada kedalaman 2.000 meter di bawah air, alat tersebut juga bisa mendeteksi keberadaan benda di samping kanan dan kiri dengan jarak maksimal 500 meter.

"Dengan menggunakan dua alat scan sonar, wilayah di Danau Toba ini akan kita sapu. Karena alat ini sangat canggih," ucap Syaugi.

Pada pencarian hari keenam ini, tim SAR gabungan tetap menggunakan alat scan sonar yang mampu mendeteksi jarak 600 meter milik Disposal Mabes TNI Angkatan Laut. "Kita lihat di peta, keselamatan maksimal Danau Toba 550 meter, ternyata setelah didalami melebihi 600 meter," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya