Liputan6.com, Aceh Timur - Seekor orangutan (Pongo abelii) sumatera berusia berkisar 2,5 tahun dievakuasi Human-Orangutan Conflict Response (HOCRU) Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC) dari warga. Saat dievakuasi, orangutan berjenis kelamin betina ini dalam kondisi memprihatinkan.
Koordinator Lapangan HOCRU, Krisna mengatakan, orangutan sumatera bernama Moli itu dievakuasi dari Desa Gampong Baru, Kecamatan Idie Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Orangutan itu dipelihara warga setempat selama lebih kurang dua tahun.
Moli diselamatkan tim HOCRU YOSL-OIC bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Resort 12 Langsa dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser pada Senin, 25 Juni 2018.
Advertisement
Baca Juga
"Saat kita temukan, Moli berada di dalam kandang yang cukup kotor dan tinggal bersama seekor monyet, dan kesehatannya sangat buruk," kata Krisna, Selasa, 26 Juni 2018.
Dia menjelaskan, kondisi Moli juga sangat memprihatinkan saat pertama kali ditemukan. Pada bagian kepalanya ditemukan penyakit kulit yang serius. Kemudian saat dievakuasi, pemiliknya tidak ada di tempat.
"Yang menyerahkan penjaga orangutannya. Saat pengambilan, kita mengedepankan penyelamatan orangutannya," jelasnya.
Krisna menyebut, Moli mengalami malnutrisi dan kemungkinan cacingan saat pertama kali dilihat di lapangan. Pemilik Moli diduga melakukan hal yang serupa dengan banyak pemelihara orangutan lainnya, yaitu tidak memberikan makanan yang sesuai dengan habitatnya.
"Saat diselamatkan, Moli diberi makan nasi dan ikan asin. Kalau orangutan yang dipelihara masyarakat tidak diberi makanan yang sesuai dengan yang di alam. Hanya sesekali diberi buah-buahan. Seperti itu yang sering kita temui di lapangan," dia menyebutkan.
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Ratusan Orangutan Diselamatkan
Petugas BKSDA Aceh Resort 12 Langsa, Azharudin menerangkan, pihaknya mengetahui adanya pemeliharaan orangutan sumatera oleh masyarakat dua hari sebelum evakuasi, atau Sabtu, 23 Juni 2018.
"Begitu dapat informasi, kita cek kebenarannya. Kita perkirakan, sepertinya sudah lama dipelihara. Karena saat dievakuasi terlihat sudah jinak," terangnya.
Manajer Communication YOSL-OIC, Syufra Malina mengungkapkan, Moli yang baru berusia 2,5 tahun telah dipelihara warga selama dua tahun. Seharusnya, orangutan sumatera pada usia tersebut tidak pernah lepas dari induk jika hidup di habitat aslinya.
"Jika tim hanya menemukan bayinya saja, berarti sama induknya sudah dipisahkan," ungkapnya.
Syufra menyebut, beberapa kali kasus penyelamatan orang utan yang paling banyak diselamatkan pihaknya adalah pasangan ibu (induk) dan anaknya. Jika pihaknya menemukan hanya anaknya saja, bisa dipastikan induknya terbunuh.
Diakuinya kasus seperti itu terus terjadi dari tahun ke tahun. Sejak 2012 pihaknya sudah menyelamatkan sebanyak 133 individu orangutan. Jumlah itu termasuk penyitaan dan translokasi.
"Penyitaan seperti sekarang terhadap Moli, kalau translokasi kita selamatkan di lapangan kemudian dipindahkan ke daerah yang habitatnya, seperti di TNGL. Tahun 2018 ada beberapa, belum direkap," Syufra menandaskan.
Setelah dievakuasi, Moli selanjutnya akan dibawa untuk direhabilitasi di Pusat Karantina Orang Utan yang berada di Desa Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement