Perbaikan Irigasi Subak Bali dengan Dana Desa

Dana desa untuk program padat karya tunai bisa membuka lapangan kerja sigifikan di desa-desa. Contoh keren untuk perbaikan irigasi subak di Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 01:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 01:00 WIB
Subak Dana Desa
Perbaikan irigasi subak di Bali menggunakan dana desa (Foto: Dok Kemendes)

Liputan6.com, Gianyar - Geliat Program Padat Karya Tunai (PKT) tampak terlihat di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Seperti di dua desa yaitu Singakerta dan Sayan yang dikunjungi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, Jumat (6/7/2018) kemarin.

Sekarang ini pemerintah memang mendorong dan pelaksanaan PKT di daerah-daerah. Program yang bertujuan menyerap tenaga kerja di desa-desa ini untuk mengurangi pengangguran di desa-desa.

Misalnya di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Salah satu program PKT dilaksanakan untuk pembuatan saluran irigasi subak delod desa yang bersumber dari dana desa sebesar Rp 78.364.860.

Pengerjaannya menyerap tenaga kerja sebanyak 22 orang, dengan upah untuk tukang sebesar Rp.100.000 dan buruh Rp. 80.000. Dilakukan secara swakelola dengan waktu pengerjaan 90 hari.

Kepala Subak Desa Singakerta, Gusti Ngurah Gede merasakan langsung manfaatnya program PKT dari dana desa.

"Dengan adanya UU Desa, pemerintah beri bantuan yang bermanfaat untuk masyarakat kecil dan dampaknya terasa oleh kami anggota Subak," ujarnya saat di temui di Desa Singakerta.

Subak untuk 86 KK dengan luas lahan 45 hektare ini, menghasilkan produksi 50 kg gabah/are. Subak ini terletak di samping jurang sehingga airnya tidak mengalir.

"Subak kami dari segi wilayah terlalu luas karena paling hilir dari 16 subak yang ada, dengan pembuatan irigasi ini diharapkan akan mempermudah aliran air," ujarnya.

Sama halnya dengan Desa Singakerta, di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar pun merasakan betul manfaat program padat karya dengan dana desa. Seperti yang dikatakan I Dewa Gede Agung, Kepala Desa Sayan, dana desa bermanfaat bagi tingkat perkembangan di desa.

Tahun ini dialokasikan 289 juta untuk jalan lingkungan dengan paving , dengan panjang jalan 1446 m. Jalan ini membuka akses masuk ke areal pendidikan (SD, TK), Puskesmas, sarana olahraga, jalur pertanian dan pariwisata di tengah sawah.

Pengerjaan dilakukan selama 60 hari dengan menyerap tenaga kerja sekitar 36 orang dengan upah tukang Rp.120.000 dan buruh Rp.90.000 ribu.

 

Dana Desa untuk Kelola Sampah

Menteri Desa Eko Putro
Menteri Desa Eko Putro Sandjojo di Gianyar, Bali (Foto: Dok Kemendes)

 

Pembangunan di desa-desa melalaui dana desa terus mengalami kemajuan. Tidak hanya menyasar pembangunan fisik berupa infrastruktur tapi pemberdayaan ekonomi pun terus digenjot.

Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Gianyar, Bali, yang merupakan pusat turis di Bali. Untuk daerah-daerah tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Dana desa di sini sudah tersalurkan ke desa-desa 100 persen tahap 1 & 2, saya senang sekali. Mungkin dana desa diprioritaskan untuk membangun ekonomi desa sehingga dana desa bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya di Wantilan Pura Gegaduhan, Ubud, Gianyar, Jumat (6/7/2018).

Dia menambahkan, saat ini ada tiga isu utama permasalahan yaitu mengenai stunting, kemiskinan, dan sampah plastik.Bali salah satu daerah yang bisa mengelola sumber daya alam (SDA) sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.

"Stunting karena kurang gizi. Coba alokasikan dana desa untuk atasi stunting. Sehingga Gianyar bebas stunting. Kemudian masalah sampah, yang akan mematikan sektor pariwisata contohnya di mangrove, jika tidak dikelola dan dikendalikan," tambahnya.

Sampah plastik akan terurai secara fisik, nanti dimakan oleh ikan yang mengandung plastik yang beracun dan dimakan kita sehingga akan menyebabkan penyakit karena partikel plastik.

"Dana desa dipakai untuk penanggulangan sampah, supaya tidak terbawa ke laut," katanya.

Dia juga mengajak masyarakat melakukan usaha pengelolaan sampah/bank sampah melalui BUMDes. Pengelolaan sampah bisa menghasilkan pendapatan. Contohnya Desa Panggungharjo. BUMDEDes panggung lestari. Pengelolaan bank sampah. Keuntungan lebih dari 4M.

Sementara itu, Plt. Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng mengatakan bahwa dana desa berperan strategis untuk pemerataan pembangunan.

"Dana desa memprioritaskan tenaga kerja setempat, bahan baku, dan swakelola. Program Padat Karya Tunai (PKT) membawa dampak akan perluasan tenaga kerja. DD tahun 2018 dialokasikan sekitar 51,9 M untuk sekitar 60 desa dan 38 M untuk program PKT," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya