Top 3 Berita Hari Ini: Lulus Akmil, Anak Tukang Gorengan Ingin Jadi Panglima TNI

Top 3 berita hari ini, Hafid mengaku sebelum diterima sebagai taruna Akademi Militer, dia kerap membantu orangtuanya dengan berjualan gorengan.

diperbarui 31 Jul 2018, 00:31 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 00:31 WIB
Marching Band Taruna Akmil Pukau Warga Jakarta
Tim Marching Band Taruna Akademi Militer memberikan hormat sesaat sebelum tampil memeriahkan HUT RI ke-69 di kawasan Tugu Monas, Jakarta, (31/8/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tulungagung - Top 3 berita hari ini, apa pun latar belakangnya, jika ada kemauan dan kerja keras, siapa pun bisa mewujudkan cita-citanya setinggi langit. Seperti yang baru saja dibuktikan oleh Hafid Bahtiar (23), pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur.

Meski berasal dari keluarga sederhana, di mana orangtuanya bekerja sebagai tukang gorengan, pemuda ini berhasil lulus Akademi Militer (Angkatan Darat) tahun 2018 dan mendapat peringkat 77.

Meski sempat gagal saat mendaftar, Hafid kembali bangkit dengan dinyatakan lulus pada 2014.

Kisah kegigihan lainnya datang dari Jambi. Seorang pengusaha kue kering mencipta sebuah inovasi unik dengan menggabungkan kuliner dengan seni budaya setempat.

Dia memberikan sentuhan gambar batik Batanghari pada bagian atas atau topping kue.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Semangat Anak Bakul Gorengan Mengejar Cita-Cita Jadi Panglima TNI

Hafid Bahtiar. (KRJogja.com/Istimewa)

Hafid yang lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 30 Desember 23 tahun silam merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Mujani dan Supriatin.

Kedua orangtua Hafid merupakan pedagang gorengan di sebuah desa kecil di wilayah Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

Postur jangkung dan fisik kuat yang terbentuk dari kegiatan kesehariannya sebagai pemain basket dari SMAN 1 Campurdarat, Tulungagung, merupakan modal awal dia mendaftar taruna Akademi Militer atau Akmil.

Hafid mengaku sebelum diterima sebagai taruna Akmil, ia sering membantu meringankan beban kedua orang tuanya dalam mencari nafkah.

Selengkapnya...

2. Kue Kering Corak Batik Batanghari, Bagaimana Rasanya?

Penampakan kue kering di industri rumahan yang berada di kawasan Sidamukti, Depok, Jawa Barat, Senin (4/6). Pedagang menjual kue kering dengan harga mulai dari Rp 32.000-Rp 36.000 per toples. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Batik Batanghari memiliki nilai khas tersendiri dan bisa digunakan motifnya untuk daya tarik di kue kering produknya. Awalnya mencoba, tetapi mendapat respons positif dari pasar.

Dibantu sang istri, kini Ade Darma telah memasarkan kue buatannya hingga ke Jambi. 

Pengolahan kue keringnya, Ade membeberkan, melalui langkah biasa untuk pembuatan kue kering. Namun, pembedanya, ia memberikan sentuhan gambar batik Batanghari pada bagian atas atau topping kue.

Selengkapnya...

3. Panik Saat Gempa Lombok, Pendaki Asal Makassar Meninggal di Rinjani

Muhammad Ainul Taksim, pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang meninggal di Gunung Rinjani akibat gempa Lombok berkekuatan 6,4 skala Richter, Minggu, 29 Juli 2018. (Jawa Pos Photo)

Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) membuat ratusan pendaki terjebak di Gunung Rinjani. Satu orang pendaki bahkan dinyatakan meninggal dunia.

"Korban dan teman-temannya berlarian. Ketika gempa sudah mereda, korban ditemukan sudah meninggal. Ada pendarahan di kepala," ucap Kepala Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda, Minggu, 29 Juli 2018, dikutip JawaPos.com.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut sejumlah pendaki masih terjebak di jalur pendakian Sembalun dan Batu Ceper di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pascagempa 6,4 SR mengguncang Lombok.

Selengkapnya...

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya