Liputan6.com, Pekanbaru - Obor Asian Games dijadwalkan menyapa warga Riau selama dua hari. Pertama pada 1 Agustus 2018 di Kabupaten Siak, kedua pada 2 Agustus mendatang di Kota Pekanbaru.
Api yang menjadi simbol perhelatan olahraga negara-negara di Asia ini bakal diarak di sejumlah tempat hingga perjalanannya dilanjutkan ke Sumatera Barat.
Untuk menyambut obor ini, empat jet tempur dari Skuadron 16 dan 12 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin disiapkan. Jet ini akan mengawalnya terbang dari Silangit, Sumatera Utara.
Advertisement
"Obor ini diterbangkan dari Bandara Internasional Silangit, Sumatera Utara, menggunakan Pesawat Hercules C-130 TNI AU," kata Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Sus Rindar di Pekanbaru, Selasa (31/7/2018).
Baca Juga
Rindar menerangkan, empat jet tempur itu terdiri dari dua F16 Fighting Falcon dan Hawk 100/200. Di Pekanbaru ini, obor ini disambut Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Ronny Irianto serta jajaran tingkat satu forum komunikasi kepala daerah (Forkompinda) Provinsi Riau.
Sementara, Kapolda Riau Irjen Nandang menyebut untuk pengamanan obor Asian Games ini ada 887 personel gabungan diturunkan, baik dari unsur Polri maupun TNI termasuk dinas terkait.
"Polisi Pamong Praja juga dilibatkan," kata Nandang.
Nandang menyebutkan, pola pengamanan dilakukan secara tertutup dan terbuka karena obor ini berada dua hari di Riau. Juga ada pengalihan arus di jalur yang akan dilalui obor ini.
"Otomatis ada pengalihan arus karena rombongan berlari kecil," ucapnya.
Di Pekanbaru, obor ini disambut di Balai Serindit, Jalan Gajah Mada. Selanjutnya dibawa ke Kantor Gubernur Riau lalu diarak menuju MTQ, Jalan Jenderal Sudirman.
Di samping itu, menjelang Perhelatan Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan, dan Jakarta, Nandang berharap hujan selalu turun hujan di Riau. Hal ini supaya adu tangkas olahraga di negara-negara Asia ini berjalan sukses tanpa adanya gangguan serta asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Riau sebagai wilayah di Sumatera diharap tidak menyumbang asap, baik menjelang ataupun selama Asian Games berlangsung. Apalagi dalam beberapa pekan terakhir sempat terjadi karhutla dengan meningkatnya titik panas sebagai indikasi.
"Karena turunnya hujan paling efektif membantu pemadaman," ujar Nandang.
Harapan kedua, sebut Nandang, adalah kesadaran masyarakat agar tidak membuka lahan lagi secara konvensional. Masyarakat diminta peduli lingkungan serta membersihkan lahan sesuai aturan berlaku.
"Jangan konvensional lagi, modal dikit ingin lahan bersih. Pakailah land clearing yang tidak berimbas kepada flora dan fauna," sebut Nandang.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Gidion Arif Setiawan menyebut selama tahun 2018 kebakaran yang terjadi dilakukan perorangan. Sementara perusahaan disebutnya lebih bijak dalam membuka lahan.
"Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, perusahaan tidak ada laporan," katanya.
Tahun ini, Gidion menyebut pihaknya menangani lebih kurang 100 hektare lahan yang terbakar. Dari jumlah itu, 28 persen di antaranya yang sudah naik penyidikan dengan 11 tersangka.
Gidion menjelaskan, tahun ini pihaknya menerima 53 laporan perkara. Semuanya ditindaklanjuti, tapi yang baru ditemukan bukti cukup baru 10 perkara, di mana Kota Dumai paling mendominasi.
"Dari 10 perkara itu, sudah ditetapkan 11 tersangka," kata Gidion.
Saksikan video pilihan di bawah ini: