Jejak Kerajaan Mataram Hindu di Desa Modern Siwal Sukoharjo

Pada awal 2018, warga di salah satu desa di Sukoharjo digegerkan dengan penemuan patung batu berbentuk sapi tanpa kepala yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Hindu.

diperbarui 09 Sep 2018, 10:01 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2018, 10:01 WIB
Desa Siwal, Sukoharjo, Wisata Sejarah Hingga Melek Teknologi
Tower program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kamis (23/8 - 2018). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Sukoharjo - Sebagian besar wilayah Desa Siwal, Kecamatan Baki, Jawa Tengah merupakan lahan pertanian produktif yang memberikan kontribusi terhadap produksi padi di Sukoharjo. Wilayah Desa Siwal, Kecamatan Baki, tak hanya menyimpan kekayaan potensi pertanian melainkan budaya, pemberdayaan masyarakat serta teknologi informasi.

Pada awal 2018, warga setempat digegerkan dengan penemuan patung batu berbentuk sapi tanpa kepala yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Hindu.

Benda kuno berbentuk patung sapi dalam kondisi tak utuh itu ditemukan di pekarangan salah satu warga setempat. Patung sapi merupakan perwujudan lembu Andini pada zaman Kerajaan Majapahit. Lembu sakti itu diyakini hewan peliharaan Dewa Siwa.

"Dahulu, Desa Siwal masuk wilayah administrasi Keraton Pajang. Bisa jadi, masih ada peninggalan sejarah yang bernilai tinggi terpendam di wilayah Desa Siwal," kata Kepala Desa Siwal, Hendra Widada, saat berbincang dengan Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Hal ini dikuatkan dengan adanya terowongan di pinggir sungai yang menghubungkan wilayah Desa Siwal dengan Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Terowongan berdiameter sekitar 1,5 meter itu diperkirakan sepanjang lebih dari satu meter.

Hingga kini, warga setempat tak berani melewati terowongan lantaran kondisi bangunannya rusak dan retak. "Jika memang cagar budaya harus dijaga dan dirawat. Bisa diandalkan sebagai wisata sejarah di Sukoharjo. Pasti ada yang tertarik mengunjungi terutama komunitas pencinta budaya dan sejarah," ujar dia.

Potensi lainnya adalah program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat.

Kelompok keswadayaan masyarakat telah membangun tower untuk memasok air bersih ke setiap rumah penduduk. Sayangnya, belum semua warga setempat bisa menikmati pasokan air dari Pamsimas lantaran keterbatasan jaringan pipa.

Hendra menambahkan jaringan pipa air Pamsimas di wilayah Desa Siwal, Sukoharjo sepanjang 4,5 kilometer. "Sekarang berencana membangun satu tower air di sekitar balai desa untuk memasok air bersih kepada pelanggan," papar dia.

Desa Siwal juga perintis implementasi aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) di Kabupaten Jamu. Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni serta sarana dan prasarana (sarpras) yang memadai menjadi modal utama mengembangkan teknologi informasi guna mempercepat pembangunan di berbagai aspek kehidupan di perdesaan.

 

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya