Aksi Sulap dan Stand Up Komedi Guru Farmasi di Banjarnegara Bikin 'Pecah' Kelas

Keseriusan proses pembelajaran bisa dibalut dengan hiburan, bahkan canda, melalui sulap dan stand up comedy

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Sep 2018, 14:01 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 14:01 WIB
Selasa pukul 13.30 WIB, sejumlah karyawan pabrik masih memadamkan kepulan asap dari bara api yang kemungkinan terpendam. (Liputan6.com/Nugroho Purbo untuk Muhamad Ridlo)
Selasa pukul 13.30 WIB, sejumlah karyawan pabrik masih memadamkan kepulan asap dari bara api yang kemungkinan terpendam. (Liputan6.com/Nugroho Purbo untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Ruang kelas jurusan Farmasi SMK HKTI Purwareja Klampok, Banjarnegara yang tadinya lesu mendadak riuh oleh tepuk tangan dan tawa siswa. Tiba-tiba saja, seseorang masuk membawa meja berkaki satu ke depan kelas dan bermain sulap.

Mula-mula, si penampil memegang kaki meja. Kemudian, ia meletakkan meja yang bertaplak hitam.

Lantas, sembari bergaya, ia seolah akan membuka taplak meja. Yang mengherankan, meja itu turut terbawa. Pun saat si penampil maju mundur bercanda.

Tawa berderai. Tepuk tangan pun meledak. Wajah-wajah tak bersemangat itu kembali cerah. Penampilan sulap di depan kelas kembali memacu semangat siswa.

 

Sang penampil bukanlah pesulap yang diundang untuk menghibur siswa. Ia adalah guru farmasi SMK HKTI, Yoga Bagus Wicaksana.

Sepertinya, tiap siswa selalu menunggu pelajarannya. Jurusan Farmasi yang lekat dengan kesan serius dan rumit mendadak luruh dan berubah ceria saat Yoga mengajar.

Salah satu siswa jurusan farmasi yang selalu menunggu sang guru Yoga mengajar adalah Zaidatun Rohmah. Dia merasa metode pembelajaran dengan sulap dan stand up comedy yang dilakukan gurunya ini menyenangkan.

Zaidatun mengaku selalu riang dan bersemangat tatkala mengikuti pelajaran Farmasi.

"Kita tidak bosan, lucu, sehingga mudah dimengerti pelajarannya," ucap Zaidatun, Senin, 17 September 2018.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Serius Belajar Tak Mesti Murung

Selasa pukul 13.30 WIB, sejumlah karyawan pabrik masih memadamkan kepulan asap dari bara api yang kemungkinan terpendam. (Liputan6.com/Nugroho Purbo untuk Muhamad Ridlo)
Selasa pukul 13.30 WIB, sejumlah karyawan pabrik masih memadamkan kepulan asap dari bara api yang kemungkinan terpendam. (Liputan6.com/Nugroho Purbo untuk Muhamad Ridlo)

 

Memang, banyak ditemui, proses transfer ilmu antara guru dan murid cenderung membosankan. Ada pula yang berpendapat, tanpa keseriusan tingkat tinggi, pelajaran tak akan diterima dengan baik oleh siswa.

Bahkan, ada guru yang hanya mengajar sebatas tugas dan untuk menggugurkan kewajibannya saja. Sang guru berangkat ke sekolah, mengajar, lantas pulang. Rutinitas ini dilakukan terus menerus tahun demi tahun.

Di titik ini, Yoga hendak membongkar paradigma pedagogi yang kadung diyakini. Bagi dia, serius tak mesti murung. Keseriusan proses pembelajaran bisa dibalut dengan hiburan, bahkan canda, melalui sulap dan stand up comedy. Tujuan akhirnya tentu agar siswa lebih antusias saat mengikuti pelajaran.

Karenanya, ia memilih sulap dan teknik stand up comedy dalam proses belajar mengajar di sekolahnya. Pria lulusan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) ini sejak 2015 ingin membuat ruang kelas pernuh warna.

"Siswa Farmasi memiliki kecenderungan tingkat stress yang tinggi. Jadi, harus ada terobosan, maka saya memilih memberikan penyegaran dengan teknik-teknik sulap, yang saya hubungkan dengan materi pelajaran," ucap Yoga.

Dia memilij metode sulap dan stand up comedy sebagai media mengajar lantaran kedua jenis hiburan ini banyak digandrungi remaja di Indonesia. Lewat metode ini, ia pun merasa lebih dekat dengan siswa.

"Sehingga antusiasme belajar mereka dapat meningkat khususnya pada mata pelajaran yang saya ampu," dia menerangkan.

Guru Jurusan Farmasi 'Killer'?

Ia pun mengklaim tengah berusaha menggeser pandangan siswa yang berpendapat bahwa guru Jurusan Farmasi saklek dan killer. Dengan beragam aksinya yang menghibur, tak aneh rasanya jika Yoga justru menjadi guru favorit siswa.

"Dengan metode ini saya merasa seolah menjadi guru yang dicintai muridnya, sebab selama ini guru Farmasi selalu dianggap killer dan saklek," katanya, dalam keterangannya.

Meski begitu, sulap atau stand up comedy ini tak tiap hari dilakukan. Ia mencari waktu yang tepat. Saat anak didiknya mulai jenuh, maka di situ lah ia tampil.

Ia pun tak perlu repot mengenakan kostum lucu atau menggunakan atribut aneh-aneh. Pakaian yang dikenakan umumnya baju dinas guru.

"Kalau sulap bisa satu minggu sekali, bisa dua minggu sekali, tergantung mood anak-anak. Kalau stand up, hampir di setiap saya mengajar," ujarnya.

Metode yang dikembangkan Yoga pun rupanya memperoleh dukungan Kepala SMK HKTI Purwareja Klampok, Nanang Kosim. Menurut dia, metode yang dilakukan Yoga kreatif dan kekinian.

Tak sebatas mendukung, sekolah pun ternyata mengalokasikan anggaran untuk peralatan sulap. Anggarannya memang bukan khusus sulap, melainkan dana ekstarkurikuler teater.

Dan Yoga, memanfaatkan properti ekstrakurikuler teater tersebut sehingga tak membebani keunganan sekolah. Selain mengajar farmasi, Yoga adalah pembimbing teater SMK HKTI Purwareja Klampok.

"Selama baik dan positif kami sangat mendukungnya. Kami juga melihat anak-anak semakin fokus, pembelajaran tidak monoton dan membosankan," Nanang menegaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya