Liputan6.com, Purwokerto - Top 3 berita hari ini, Ade Irma Nasution tewas saat pasukan Cakrabirawa menyatroni rumahnya untuk menjemput paksa sang ayah, Jenderal Nasution, pada 1 Juni 1965.
Sulemi yang kini berusia 77 tahun menjadi saksi hidup saat punggung Ade Irma bersimbah darah akibat terkena peluru. Dia tergabung menjadi salah satu anggota pasukan yang bertugas menjemput para jenderal kala itu.
Saat masuk ke rumah Nasution, mereka mencari ke beberapa kamar. Melihat pasukan Cakrabirawa, Nasution mengunci pintu. Pintu dibuka paksa, tapi tidak menemukan sang jenderal.
Advertisement
Rentetan senjata kemudian terdengar. Sulemi memastikan bahwa pemegang senjata bren adalah Kopral Sarjo. Di sana dia melihat Ade Irma tengan digendong sang ibu dengan punggung yang berlumuran darah.
Kala itu dia tak berpikir bahwa Ade Irma Nasution tertembak kala Sumarjo dan Hargiono menembak gagang pintu.
Sementara itu, dampak dari erupsi Gunung Soputan di Sulawesi Utara, kini juga ikut dirasakan warga Manado. Paparan debu seperti rintik hujan dikeluhkan oleh sejumlah warga setempat.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Kronologi Tertembaknya Ade Irma Nasution Versi Bekas Prajurit Cakrabirawa
Sulemi (77) menjadi salah satu anggota pasukan yang bertugas menjemput para jenderal, pada dini hari, 1 Oktober 1965.
Dia berkisah, sebelumnya Rabu, 29 September 1965, dirinya dikumpulkan komandan kompinya, Letnan Satu Dul Airif, dan menginformasikan bahwa Presiden Soekarno terancam oleh kelompok Dewan Jenderal.
Sulemi adalah seorang prajurit yang ditugaskan mengawal keselamatan Presiden Sukarno. Maka, dia pun menyimpukan bahwa keselamatan Sukarno terancam.
Sulemi tergabung menjadi salah satu anggota pasukan yang bertugas menjemput para jenderal. Perintahnya saat itu jelas, jemput hidup atau mati. Sulemi, bersama sekitar 35 kawan dari lintas kesatuan bertugas menjemput Jenderal Nasution.
2. Debu Vulkanik Gunung Soputan Mengarah ke Manado
Erupsi Gunung Soputan yang terjadi sejak, Rabu (03/10/2018), pagi sekitar pukul 08:47 Wita, tak hanya dirasakan warga di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dan Minahasa Selatan (Minsel), namun juga warga Kota Manado.
Visual Gunung Soputan hingga malam berwarna merah menyala. Bahkan pemandangan ini bisa terlihat dari Kota Manado yang berjarak sekitar 115 km dari Gunung Soputan.
Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Soputan PVMBG melaporkan saat erupsi tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 m di atas permukaan laut.
3. Menelisik Gunung Api Purba Berusia 35 Juta Tahun di Selatan Kebumen
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang berada di jalur 'Ring of Fire' atau cincin api. Ini tak lepas dari aktivitas tiga Lempeng Eurasia, Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik.
Hal ini menyebabkan terbentuknya jalur gunung api (volcanic belt), baik yang masih aktif maupun gunung api purba.
Aktivitas vulkanik yang sudah terjadi sejak ratusan juta tahun lampau terbukti dengan ditemukannya banyak gunung api yang tersebar luas, baik di daratan maupun laut.
Salah satunya di Kebumen, Jawa Tengah. Ahli Geologi Universitas Jenderal Soedirman, Fadlin, mengatakan batuan gunung api Lava basalt Menganti, Kebumen, merupakan batuan hasil erupsi gunung api purba bawah laut yang diduga berumur Oligosen-Miosen atau sekitar berumur 35-25 juta tahun.
Saksikan video pilihan di bawah ini: