Kisah Depati Amir Bikin Panik Penjajah Belanda di Tanah Bangka

Putra daerah ini diangkat menjadi depati karena adanya kerisauan Belanda terhadap pengaruhnya yang besar bagi rakyat Bangka.

oleh Ramdania El Hida diperbarui 08 Nov 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 14:00 WIB
Terminal Baru Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka.
Terminal Baru Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka.

Liputan6.com, Pangkal Pinang - Jika singgah ke Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, melalui jalur udara, maka Anda akan menapakkan kaki di Bandar Udara Depati Amir. Nama bandara ini baru diubah pada 25 Agustus 1999 dari nama asalnya, Pelabuhan Udara Pangkal Pinang.

Nama Depati Amir dipilih tentu bukan tanpa alasan. Dia adalah sosok pahlawan nasional yang berjuang bersama warga Pangkal Pinang mengusir penjajah Belanda.

Pahlawan nasional ini merupakan putra sulung Depati Bahrin. Dia diangkat menjadi depati karena adanya kerisauan Belanda terhadap pengaruhnya yang besar bagi rakyat Bangka.

Meski menolak jabatan tersebut, gelar depati tetap disematkan pada nama Amir karena kecintaan rakyat terhadap pemimpinnya itu.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, bersama adiknya, Hamzah, Amir memimpin perlawanan rakyat Bangka. Dia dikenal sebagai sosok yang tegas, berani, dan cerdas.

Dia memiliki strategi khusus untuk mengusir penjajah. Caranya, membuat pasukan kecil yang bertugas di pos-pos militer Belanda dan menghancurkan tempat penyimpanan kekayaan dan keuangan atau logistik musuh. Dengan begitu, mental penjajah pun akan jatuh. Belanda dibuat kalang kabut.

Berbagai upaya dilakukan Belanda untuk menjatuhkan pasukan yang dipimpin Amir dan Hamzah. Dari menyediakan berbagai hadiah untuk rakyat yang memberikan informasi mengenai keberadaan Amir dan Hamzah, hingga menyandera keluarga mereka.

Amir berhasil ditangkap ketika kondisi pasukannya melemah akibat kekurangan pangan. Dia dan adiknya dibawa ke pengasingan di Pulau Timor. Di sana, Amir pun tetap memberikan pencerahan kepada rakyat Indonesia.

Dia mengajarkan sistem pengobatan tradisional, agama, dan strategi melawan penjajah. Amir wafat pada 1885 dan dimakamkan di Kupang. Begitu pun dengan Hamzah yang wafat pada 1900.

Meski keduanya telah tiada, perjuangan mereka dilanjutkan oleh pejuang-pejuang lain di Pulau Bangka. Semangat yang mereka kobarkan kepada rakyat Bangka tak padam hingga akhir penjajahan Belanda. Untuk itu, pemerintah menetapkan Depati Amir sebagai salah seorang pahlawan nasional.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya