Takzim Jasa Pahlawan, Suku Tengger Gelar Teatrikal Perobekan Bendera

Aksi teatrikal kemudian ditutup dengan gugurnya pemuda penyobek bendera Belanda. Dari merah putih biru, menjadi merah putih saja. Sajak perjuangan juga menjadi bagian penutup dalam aksi teatrikal warga suku tengger ini.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Nov 2018, 21:02 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2018, 21:02 WIB
Suku Tengger Gelar Teatrikal Perobekan Bendera di Gunung Bromo
Suku Tengger Gelar Teatrikal Perobekan Bendera di Gunung Bromo (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Probolinggo - Hari ini, 10 November 2018, seantero pelosok negeri  menggelar peringatan Hari Pahlawan. Di Probolinggo, Jawa Timur, Suku Tengger, memperingatinya secara heroik dengan menggelar aksi teatrikal penyobekan bendera Belanda.

Perobekan bendera kolonial di rumah perjuangan Sukapura itu, berlangsung dramatis. Diawali dengan datangnya tentara Belanda ke Indonesia, yang kemudian menahan warga setempat.

Lalu muncul sosok pembakar semangat kebangsaan, yakni Bung Tomo. Hingga mampu menggerakkan warga pribumi untuk bertempur dan merebut kembali tanah air.

Adegan pertempuran pun diperankan dengan sangat apik. Masing–masing pemeran, baik pejuang maupun tentara sekutu, melengkapi diri dengan replika senapan laras panjang. Efek letusan senjata laras panjang menggunakan kembang api. Serta beberapa petasan untuk memberikan efek ledakan bom.

Aksi teatrikal kemudian ditutup dengan gugurnya pahlawan penyobek bendera Belanda. Dari merah putih biru, menjadi merah putih. Sajak perjuangan juga menjadi bagian penutup dalam aksi teatrikal warga Suku Tengger ini.

"Tak ada kata yang sanggup terucap, sangat haru sekali. Saya membayangkan betapa beraninya kita, bangsa Indonesia kala itu. Melawan penjajah, berjuang semampu mungkin untuk bisa merdeka," kata pemeran penyobek bendera, Sutaji, Sabtu (10/11/2018).

Camat Sukapura, Yulius Christian mengatakan, aksi teatrikal itu digelar di halaman rumah perjuangan Sukapura, di Desa/Kecamatan Sukapura. Seluruh elemen masyarakat, kompak memerankan aksi heroik yang terinspirasi arek-arek Suroboyo. Dalam pertempuran dan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, 10 November 1945 atau 73 tahun silam.

"Karena memang kawasan ini juga penuh peninggalan sejarah. Jadi bukan hanya kawasan wisata. Harapannya warga setempat mampu menjadi pahlawan untuk kemajuan Sukapura sendiri," ujarnya Yulius dengan mengenakan pakaian ala pejuang.

Aksi teatrikal itu sendiri, digelar setelah warga dan muspika setempat menggelar apel kebangsaan. Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018 digelar, untuk menginspirasi generasi muda milenial. Terutama pemuda setempat, agar mengerti sejarah tempat tinggalnya. Dimana di wilayah Sukapura bekas sejarah itu sendiri, tersebar di beberapa tempat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya