Wali Kota Risma Siap 'Asuh' Bocah Surabaya yang Mabuk Lem

Wali Kota Risma menilai perilaku bocah-bocah itu mabuk lem didapatkan dari pengaruh tontonan video yang beredar di internet.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Nov 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 20:00 WIB
Top 3: Ini yang Buat PBB Membanjiri Risma dengan Pujian
Wali Kota Tri Rismaharini berbagi pengalaman menata Kota Surabaya kepada delegasi Konferensi Permukiman di Perkotaan antar-Negara PBB.

Liputan6.com, Surabaya - Sepuluh anak Surabaya, dua di antaranya perempuan diamankan Polsek Tenggilis beberapa waktu lalu, karena terbukti mabuk lem atau istilahnya ngelem di dekat balai RT 03 RW 02 Jalan Kutisari Selatan I, Kelurahan Kutisari, Tenggilis, Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, penyebab anak-anak mabuk lem masih belum diketahui secara jelas. Sebab, lanjutnya, anak-anak masih dalam pemeriksaan dan pendampingan psikologi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) serta Dinas Pendidikan.

"Saya harus mengetahui secara jelas akar permasalahan anak-anak ngelem. Nanti kalau sudah, saya akan bicara kepada teman-teman," tutur Wali Kota Risma, Selasa, 13 November 2018.

Lebih lanjut, dirinya menduga, salah satu perilaku mabuk lem yang dilakukan anak-anak didapatkan dari pengaruh tontonan video yang beredar di internet. Hal ini, kata dia, menguji mental mereka agar dibilang pemberani. "Anak seusia segitu senang dipuji dan butuh pengakuan," tutur Wali Kota Risma.

Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tersebut, Wali Kota Risma membangun taman supaya anak-anak melakukan berbagai macam kegiatan yang positif sesuai dengan kemampuan mereka.

"Biar mereka bermain di taman ketimbang melakukan kegiatan yang bakal menghanyutkan mereka ke arah negatif," tegasnya.

Ia juga mengimbau kepada para orangtua agar lebih peka dan terbuka kepada anak-anaknya terkait aktivitas yang dilakukan anak-anaknya dan memberikan informasi bahwa ngelem itu berbahaya bagi kesehatan. "Jadi tolong para orangtua menyadari betul hal itu. Jangan sampai tidak tahu," pesan Risma.

Kasus kenakalan remaja, kata Wali Kota Risma, pernah dialami beberapa pelajar SMP di Surabaya dengan cara menyayat-nyayat tangan. Setelah diajak berkomunikasi, ternyata anak-anak tersebut mengalami permasalahan.

"Akhirnya, kami panggil satu per satu orangtuanya lalu kami pertemukan dengan anaknya sampai selesai permasalahannya," imbuh wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Adapun, rata-rata usia anak yang mabuk lem itu sekitar 10-18 tahun. Mereka diamankan setelah warga melaporkan kejadian itu kepada anggota Polsek Tenggilis yang sedang melakukan patroli malam.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya