Liputan6.com, Palembang - Wilayah Sumatera Selatan terdiri dataran tinggi dan rendah yang arealnya juga dikelilingi hutan dan rawa. Dengan kondisi geografis tersebut, maka provinsi yang terdiri dari 17 kabupaten dan kota tersebut rawan akan bencana kebakaran hutan dan lahan, banjir serta longsor.
Bila melihat ke belakang pada 2015, di Sumsel terjadi bencana besar yakni kebakaran hutan dan lahan yang menghanguskan tanaman pada ribuan hektare lahan.
Bukan itu saja, Palembang diselimuti kabut asap tebal, bahkan dengan beberapa provinsi ada yang terbakar dan asapnya sampai keluar negeri.
Advertisement
Baca Juga
Berkaca pada kejadian tersebut maka Pemerintah Provinsi Sumsel selalu siaga bencana kebakaran hutan dan lahan.
Dilansir Antara, setelah musim panas usai kemudian memasuki musim hujan maka banjir dan longsor juga mengancam. Setelah waspada kabut asap, Sumsel juga rawan banjir dan tanah longsor sehingga itu harus diantisipasi bersama.
Ini terlihat saat kota Palembang beberapa waktu lalu 'dikepung' genangan air yang mengakibatkan kemacetan panjang termasuk di jalan protokol.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ada beberapa daerah yang rawan banjir serta longsor yakni banjir untuk daerah rendah yang terutama dilalui sungai. Sementara rawan longsor daerah perbukitan dan bila musim hujan tiba bisa saja terjadi longsor.
Untuk daerah yang rawan banjir antara lain Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin termasuk Musi Banyuasin.
Sementara daerah rawan longsor antara lain, Muaraenim, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu Selatan dan Pagaralam. Oleh karena itu setelah siaga kebakaran hutan dan lahan, maka siaga bencana banjir dan longsor.
Siaga Banjir, Longsor, dan Puting Beliung
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, memasuki musim penghujan sejumlah daerah harus waspada atas ancaman berbagai bencana seperti banjir, angin puting beliung, longsor, dan sebagainya.
Pihaknya melakukan koordinasi dan saat ini masih dalam tahap memetakan wilayah rawan bencana dalam arti daerah mana saja yang biasanya terkena bencana.
Dia mengatakan, seperti di Kota Palembang, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur yang juga merupakan daerah langganan banjir, tanah longsor, dan sebagainya.
Selain itu juga Musirawas Utara dan Musirawas yang setiap tahun selalu terkena bencana serupa, ujar dia.
Dia mengatakan, pihaknya akan merapatkan kembali masalah ini dengan instansi terkait untuk mengantisipasi bencana tersebut. Selain pemetaan, juga dilakukan upaya dan langkah penanganan dan dari situ, rencananya pekan depan akan diterapkan status siaga bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan longsor, kata dia.
Sementara tahapan penanganan, kata dia, pihaknya sudah mengintruksikan semua intansi untuk menyiagakan alat berat di lokasi rawan bencana. Selain itu juga menyiapkan sarana dan fasilitas yang membantu dalam upaya penanganan bencana seperti perahu karet dan sebagainya.
Dia mengatakan, sementara untuk langkah selanjutnya pihaknya telah meminta instansi untuk segera menyiapkan bantuan seperti logistik, makanan dan sebagainya untuk korban terdampak bencana.
Pihaknya juga sudah meminta kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan hal serupa, siaga dalam mengantisipasi bencana ini.
Bahkan dengan cuaca tidak menentu sekarang ini pihaknya memerintahkan kepada seluruh bupati dan wali kota agar selalu siaga akan bencana banjir, longsor termasuk angin kencang.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan forum koordinasi pimpinan daerah berkaitan dengan masalah-masalah yang saat ini terjadi, maupun antisipasi terkait kemanan, cuaca termasuk cuaca tidak menentu.
Menurut gubernur, bencana alam merupakan perhatian khusus saat ini, mengingat beberapa hari lalu Kota Palembang dikepung banjir.
Dirinya sudah tanda tangani untuk BNPB agar seluruh helikopter yang ada Provinsi Sumsel tetap standby hal ini karena cuaca waktu itu ekstrim sekali, hujan curah yang sangat tinggi, ujar dia.
Gubernur juga memerintahkan agar bupati dan wali kota di Provinsi Sumsel, tidak banyak meninggalkan daerahnya apalagi di waktu cuaca buruk.
Sebagai Gubernur mengajak semua bupati dan wali kota untuk terus memantau, bahkan tidak banyak meninggalkan daerah di waktu cuaca tidak bersahabat, apalagi menjelang tutup tahun, kata dia.
Dengan adanya siaga bencana maka Sumsel bila terjadi hal tidak diinginkan terutama kondisi alam maka secepatnya dapat diantisipasi, tambah gubernur.
Sementara Kepala BPBD Sumsel Iriansyah mengatakan, pihaknya tetap siaga bencana memasuki musim penghujan sekarang ini.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait disetiap pemerintah setempat untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir dan longsor. Hal ini karena bencana itu datang tiba-tiba apalagi saat hujan deras.
Dinas PU Bina Marga, PU Pengairan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan SAR dan instansi terkait lain juga siaga dan berkoordinasi mengatasi masalah itu, tambah dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement