Fenomena Mujair Hidup di Laut Mati Rote Ndao

Laut mati terletak di Dusun Supuk, Desa Sotimori, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Amar Ola Keda diperbarui 06 Des 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 09:02 WIB
Rote Ndao
Laut mati terletak di Dusun Supuk, Desa Sotimori, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Ikan Mujair merupakan sejenis ikan air tawar yang biasa hidup di sungai, kolam, atau embung. Kendati mujair lebih dikenal sebagai salah satu jenis ikan air tawar, tetapi tak bisa dipungkiri ikan itu bisa juga hidup di Laut Mati.

Bukan Laut Mati di Timur Tengah, tetapi laut mati yang terletak di Dusun Supuk, Desa Sotimori, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Laut mati ini berupa danau. Disebut laut mati bukan karena lokasi ini mencekam dan mematikan, tetapi suasananya begitu hening dan nyaris tak ada suara selain nyanyian sendu aneka burung liar yang hidup bebas di alam.

Di sekeliling laut mati tumbuh subur pohon bakau (mangrove) yang selalu memberikan kesejukan di tengah teriknya hari.

Beberapa gugusan pulau kecil berjejer di tengah danau, ditumbuhi ilalang dan pepohonan menyerupai bonsai yang bergoyang manja saat diterpa angin. Keindahan itu menghipnotis setiap mata yang menyinggahinya.

Eksotika laut mati kian menggoda saat buih keemasan berkejaran ke tepian danau dihempas embusan angin yang melambungkan angan.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati sensasi berjalan tanpa alas kaki di atas batu kerikil, laut mati adalah pilihan tepat.

Kali ini bukan berjalan di atas batu biasa, tetapi berjalan di atas kulit kerang. Betapa tidak, tepian laut mati didominasi kulit kerang di atas hamparan pasir.

Berwisata ke laut mati ibarat kembali ke alam. Menikmati kedamaian dalam keheningan. Sesekali suara kepakan sayap burung laut mengusik imajinasi.

 

Mudah Diakses

Pariwisata NTT
Salah satu wisatawan lokal, Leader Ismail berpose di Pantai Riung, Ngada, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Travelers yang ada di luar pulau Rote tidak perlu bingung. Akses ke sana sangat mudah. Bisa ditempuh dengan alat transportasi laut, bisa juga lewat udara.

Melalui jalur laut, ada 2 alternatif. Yang pertama menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Tenau Kupang menuju pelabuhan Ba'a Rote, sekitar 2 jam pejalanan dengan biaya berkisar Rp 130 ribu sampai Rp 200 ribu per orang, tergantung pilihan kelas.

Yang kedua, menggunakan kapal Feri milik PT ASDP, dari pelabuhan Bolok Kupang menuju pelabuhan Pantai Baru Rote dengan durasi waktu sekitar 4 jam, dengan biaya berkisar Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu per orang.

Sementara bagi pengunjung yang tidak suka berlama-lama di perjalanan, transportasi udara adalah pilihan tepat.

Penerbangan rute Kupang Rote dari Bandara Eltari Kupang (KOE) ke Bandara D.C Saudale (RTI) terbang sekali setiap hari, ditempuh dalam waktu 30 menit dengan biaya sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.

Nah untuk menikmati keindahan "surga tersembunyi" di ujung timur pulau Rote, pengunjung bisa menggunakan mobil rental atau motor ojek dengan biaya yang relatif murah, dijamin tidak menguras habis isi kocek.

Kendati tempat tersebut terbilang cukup terpencil, tetapi warga sekitar selalu ramah kepada setiap tamu yang datang. So...tunggu apa lagi, jelajahi Pulau Rote dan Nikmati pesona Laut Mati sebelum Mati.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya