Ini 3 Rekomendasi KNTK Terkait Kecelakaan Maut Bumiayu

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan tiga rekomendasi terkait hasil investigasi penyebab kecelakaan maut yang terus terulang di Bumiayu.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 13 Des 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 10:30 WIB
KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan tiga rekomendasi, terkait hasil investigasi terhadap penyebab kecelakaan maut yang terjadi untuk kesekian kalinya di Jalan Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko)

Liputan6.com, Brebes - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan tiga rekomendasi terkait hasil investigasi penyebab kecelakaan maut yang terjadi berulang kali di Jalan Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

Tiga rekomendasi itu antara lain, membuat skema (rekomendasi) untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Wildan mengatakan, untuk skema jangka pendek di antaranya mengatur jenis kendaraan yang melintasi flyover Kretek.

"Pertama mengalihkan truk dengan Jenis Berat Bruto (JBB) lebih dari 5 ton dialihkan lewat bawah (Fly Over). Maka dari Balai Jalan Bina Marga memperbaiki geometri jalan di bawah, kemudian Dirjen Perhubungan Darat memasang marka, rambu, memasang pintu perlintasan KA," ucap Investigator KNKT Ahmad Wildan di Brebes, Rabu (12/12/2018).

Kemudian untuk jangka menengahnya, kata dia, Dirjen Perhubungan Darat merelokasi Jembatan Timbang di Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

"Untuk jembatan timbang dipindah ke arah Tegal. Kalau sekarang kan arah Purwokerto. Kemudian kapasitas dibesarkan, sehingga (kalau) ada kelebihan muatan dibongkar agar sirkulasinya lebih mudah," jelasnya.

Untuk jangka menengah, Kementerian PUPR diminta memperbaiki ruas flyover Kretek arah utara. Yakni dengan melebarkan titik bottle neck atau titik persempitan.

"Kalau dari Kemen PUPR sudah ada rencana memperbaiki mulut utara FO. Dengan meluruskan ruas utara yang berbelok," ungkap Wildan.

Untuk jangka panjangnya adalah dengan menambah jalur penyelamat di sepanjang turunan Pagojengan hingga menuju ke pertigaan depan Terminal Lama Bumiayu. Khusus di pertigaan Terminal Lama, KNKT menyarankan agar dipasang barrier atau pembatas jalan beton dan beberapa karung pasir.

"Memang awalnya dari kepolisian dan PU mau memasang MCB saja. Jangan cuma itu, harus ada pilihan lain di pangkalan ojek dipasang sesuatu yang lunak. Bisa seperti ban bekas atau karung pasir," kata Wildan.

Tujuannya apabila ada truk yang mengalami rem blong bisa memiliki banyak pilihan. Terlebih jalan menuju ke jalur penyelamat di Terminal Lama belum aman.

"Kalau truk yang kebablasan, pilihan dia tidak cuma nabrak beton. Kan ban (bisa) dipasang jejeran (dengan beton). Apalagi jalan menuju ke jalur penyelamat kurang smooth. Terlalu susah bagi sopir untuk menikung ke kiri," kata Wildan menjelaskan.

 

Desain Flyover Sudah Sesuai, tapi...

KNKT
Investigator KNKT Ahmad Wildan. (Liputan6.com/ Fajar Eko)

Wildan menjelaskan, secara desain dari flyover Kretek, baik tanjakan maupun turunannya masih memenuhi standar teknis. Jembatan layang itu juga sudah didesain untuk digunakan semua jenis kendaraan.

Namun yang menjadi masalah adalah, banyak munculnya potensi-potensi risiko di jalur tersebut. Itu muncul karena banyak kendaraan angkutan barang yang melintas melebihi muatan.

Artinya, sebuah truk misalnya secara teknis hanya dizinkan membawa muatan seberat 15 ton, tetapi kenyataannya membawa muatan hingga mencapai 30 ton. Kendaraan itu nekat melintas jalur di flyover Kretek.

Akibatnya, sistem rem yang ada tidak mampu menahan beban kendaraan saat berada di jalur menurun.

"Kondisi ini seperti yang terjadi pada kecelakaan kemarin. Ini akibat truk kelebihan muatan. Prediksi saya ini menyebabkan truk over running. Kemudian, sistem rem tidak mampu beban luncuran kendaraan. Engine brake juga tidak berfungsi, sehingga kendaraan meluncur tidak terkendali," ungkapnya.

Dari analisa tersebut, lanjut dia, persoalan yang terjadi berkaitan dengan truk yang kelebihan muatan. Untuk itu, diperlukan solusi yang tepat guna mengantisipasi kejadian terulang kembali.

Rekomendasi difungsikannya jalur di bawah flyover Kretek itu dimaksudkan untuk mengantisipasi agar truk tidak mengalami over running dan mengurangi kondisi jalur yang menurun panjang.

"Untuk rekomendasi ini, kami minta satu minggu sudah bisa difungsikan, dan dari instansi terkait sudah siap merealisasikannya. Termasuk, melakukan penataan jalur masuk ke bawah," ujarnya.

Ia menjelaskan, terkait rekomendasi terkait jembatan timbang merupakan upaya jangka panjang. Jembatan Timbang yang saat ini ada diminta fungsinya untuk diefektifkan.

Keberadaan Jembatan Timbang saat ini tidak salah, tetapi setelah ada FO Kretek diminta lokasinya dipindah di sisi kanan jalan. Sebab, nanti jembatan timbang itu berfungsi untuk memfilter kendaraan dari selatan ke utara.

"Tiga rekomendasi ini akan kami bawa ke Jakarta untuk dirapatkan bersama, termasuk akan dihadiri instansi terkait dari Brebes. Rencananya Jumat besok, kami rapatkan," pungkasnya

Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan akibat truk rem blong terjadi di Jalan Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Senin (10/12) sekitar pukul 11.30 WIB.

Akibat kejadian itu, 5 orang tewas dan 7 orang lainnya mengalami luka-luka. Truk yang mengalami rem blong itu menabrak belasan sepeda motor dan mobil. Laju kendaraan yang tengah mengangkut beras itu baru berhenti setelah menabrak pagar halaman parkir RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya