Liputan6.com, Makassar Antang salah satu daerah pinggiran kota Makassar sangat dikenal sebagai daerah yang menyimpan beragam cerita mistis.
Selain keberadaan sumur tua yang kerap menjadi primadona jelang pencalonan legislatif di Sulsel, terdapat juga sebuah makam tua yang tepatnya terletak di Jalan Tamangapa Raya 3 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Antang, Makassar.
Bagi masyarakat setempat, makam tua yang beraroma mistis itu sudah berusia ratusan tahun dan diyakini sebagai makamnya Daeng Pasang, seorang sesepuh kampung yang berwujud kera hitam. Sehingga masyarakat setempat kerap mendengar suara-suara aneh seperti segerombolan kera yang wujudnya tak nampak.
Advertisement
Abdul Kadir, seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan dahulu kala masyarakat Antang masih menganut animisme. Sehingga di Antang masih banyak ditemukan beragam jejak-jejak animisme. Di antaranya bangunan yang berkubah dan diyakini sebagai makam tua yang dimaksud.
Baca Juga
"Cerita terdahulu, di makam tua itu sering terjadi penampakan kera hitam yang masyarakat setempat mengenalnya dengan istilah patanna kamponga atau sesepuh kampung," terang Kadir yang ditemui di rumahnya yang tak jauh dari makam tua tersebut, Kamis (20/12/2018).
Makam tua, kata Kadir, dahulunya terletak di bawah pohon besar yang usianya sangat tua dan lokasinya sekarang sudah dibeli oleh pengembangan untuk pembangunan perumahan.
Makam tua itu, dahulunya hanya berbentuk rumah kayu kecil yang beratap daun nipa atau orang disini menamakan "saukang". Letaknya tepat berada dibawah pohon besar.
"Tapi karena telah dibeli pengembang untuk pembangunan perumahan, akhirnya makam tua yang menyimpan cerita mistis tentang Daeng Pasang yang berwujud kera hitam besar itu dipindahkan oleh masyarakat ke dalam lorong atau lokasi makam saat ini," ucap Abdul yang juga merupakan guru pencak silat di kampung Bangkala hingga saat ini.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Kisah Daeng Pasang, Sesepuh Kampung Berwujud Kera Hitam Besar
Jauh sebelum menyebar agama islam di Antang secara keseluruhan, kata Abdul, keyakinan masyarakat di kampung Bangkala masih menganut animisme. Sehingga makam tua itu sering ramai didatangi dan kerap diadakan aktifitas ritual adat setiap tahunnya secara diam-diam.
"Dulu ramai bahkan orang dari luar kampung Bangkala berdatangan ke makam tua tersebut dengan beragam maksud. Tapi sekarang ini hanya sekelompok kecil saja yang melestarikan ritual adat disana dan makam tua itu sudah terabaikan," jelas Abdul.
Ia mengungkapkan menurut cerita orang-orang tua, makam tua itu dihuni oleh Daeng Pasang yang berwujud seekor kera besar yang berwarna hitam dan kerap memunculkan diri tiba tiba tanpa mengenal waktu. Kadang nampak di siang bolong bahkan waktu magrib.
"Dia (Daeng Pasang) dahulunya senang bermain dengan anak anak kecil. Di mana anak anak ditempatkan diatas pundaknya lalu dibawa meloncat ke dahan pohon yang ada disekitar makam itu. Setelah itu dia menghilang," ungkap Kadir.
Tak sampai di situ, pasca menghilang, Daeng Pasang dikabarkan mati dibunuh di kampung seberang. Tapi, esoknya menampakkan diri kembali bermain-main dengan anak-anak di sini.
"Begitu cerita makam tua tersebut. Namun selang masuknya agama Islam di kampung Bangkala, makam tua itu terabaikan dan malah dulunya hendak dihancurkan oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam ormas Islam yang ada kala itu karena dianggap menyembah berhala," Kadir menandaskan.
Advertisement