Liputan6.com, Kupang - Sedikitnya 143 Aparatur Sipil Negara atau ASN di 38 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengenakan rompi oranye, seperti tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perlakuan ini diterima mereka lantaran dinilai malas dalam menjalankan tugas sebagai ASN.
Pengenaan rompi oranye bagi ratusan ASN ini sebagai bentuk tindakan tegas Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bagi ASN yang terlambat masuk kantor, atau pulang lebih awal, dan pelanggaran lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Pengenaan rompi oranye ini dilaksanakan pada apel yang dipimpin Gubernur NTT, Senin, 7 Januari 2019. Ratusan ASN ini dinilai malas masuk kerja dengan akumulasi kehadiran yang sangat rendah sejak Oktober 2018 hingga hari pertama kerja pada tahun 2019.
"Ada 143 ASN yang kenakan rompi oranye, karena terlambat masuk kerja, atau pulang lebih awal," kata Kepala Biro Humas Setda NTT, Samuel Pakereng kepada Liputan6.com, Senin (7/1/2019).
Gubernur NTT sejak dilantik telah mengimbau kepada ASN agar jangan malas masuk kantor. Sehingga sebagai salah satu sanksinya yakni penggunaan rompi oranye bagi ASN yang malas masuk kerja itu.
Rompi oranye yang disiapkan untuk ASN malas ini bentuknya mirip dengan milik KPK. Hanya saja, bukan tertulis "Tahanan KPK", melainkan tulisan "Saya Tidak Disiplin" yang menempel pada bagian belakang jaket oranye itu.
Â
Simak video pilihan berikut ini: