Liputan6.com, Purwokerto - Sisi barat kota Purwokerto, Jalan Jenderal Soedirman, dikenal sebagai simpul kemacetan. Di titik ini, ada perlintasan sebidang kereta api di tengah keramaian lalu lintas.
Bahkan, pada hari-hari biasa titik ini selalu padat kendaraan. Aktifitas PNS, pekerja kantoran, karyawan, mahasiswa hingga pengunjung pasar dan mall tumplak di kawasan ini.
Sebab jalan ini adalah pintu utama kota Purwokerto dari sisi barat. Apalagi persis di sisi perlintasan sebidang, sekitar 300 meter, berdiri Stasiun Besar Purwokerto tak pernah sepi aktivitas 24 jam penuh.
Advertisement
Baca Juga
Tak pelak, kemacetan pun selalu terjadi. Pemkab sebenarnya telah berupaya mengurangi potensi macet dengan memasang barrier atau pembatas di tengah jalan agar para pengendara tak saling menyerobot.
Akan tetapi, terkadang barrier ini timbul menjadi masalah lain. Pengendara dari arah Stasiun Purwokerto, kerap terjebak ketika akan mengarah ke sisi barat.
Tetapi, kondisi ini nampaknya telah berakhir. Pemerintah beserta PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun underpass untuk melenyapkan ancaman macet di titik ini.
Underpass Jenderal Soedirman (Jensoed) Purwokerto yang menjulur dari Kelurahan Pasirmuncang dan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat mulai diuji coba, Senin (14/1/2019). Secara total, ditambah dengan bundaran di kedua sisi, underpass memiliki panjang 500 meter.
Lebih panjang memang. Tetapi, underpass memastikan para pelintas tak lagi terjebak macet.
"Akses keluar dan masuk underpass yang menggunakan bundaran, sementara penanda bundaran juga menggunakan water barrier," ucap Kepala Dinas Perhubungan Banyumas, Sugeng Hardoyo.
Kekuatan Underpass Jenderal Soedirman Purwokerto
Dalam uji coba ini, Dinas Perhubungan Banyumas melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas. Di antaranya dengan pemasangan water barrier di jalan akses keluar underpass sebelah barat.
Selain itu Dinas Perhubungan juga sudah memasang beberapa rambu lalu lintas. Rambu tersebut antara lain, berupa rambu verboden, di jalan yang menuju ke arah stasiun.
Apalagi, para pelintas disuguhi pemandangan menarik. Ornamen Jenderal Besar Soedirman menghiasi dinding sepanjang Underpass.
Sugeng mengemukakan, Underpass Jenderal Soedirman memang dibangun untuk mengurangi kemacetan saat melewati perlintasan Kereta Api (KA) Stasiun Besar Purwokerto. Pembangunan dimulai sejak Februari-Desember 2018 lalu.
Pembangun underpass ini dibuat melingkar dengan dua segmen. Segmen timur menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Banyumas. Sedangkan segmen barat menjadi tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Soal relief Jenderal Soedirman, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan Underpass sengaja diberi nama Underpass Jenderal Soedirman. Menyesuaikan dengan nama ini, dinding dilengkapi dengan relief Panglima Besar Jenderal Soedirman.
"Ornamen tersebut sengaja dibuat untuk mengingat perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman," ujar Husein.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalur Rel Ganda Cirebon-Kroya, Yofi Okadriza mengatakan secara konstruksi, underpass mampu menahan bobot kendaraan hingga delapan ton.
Untuk menjaga Underpass Jenderal Soedirman, portal pembatas ketinggian kendaraan di sisi barat dan timur telah dipasang dengan ketinggian 4,2 meter.
"Karena ini jalan Kabupaten dan teman teman Dishub mengatur itu membatasi ketinggian portal 4,2 meter yang dipasng di sisi barat dan timur," Yofi menjelaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement