Longsor Setinggi 6 Meter dan Ancaman Terisolasi di Cilacap

Sepeda motor yang bisa melintas di area longsoran pun mesti dikendarai oleh orang bermental baja

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 20 Jan 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2019, 09:00 WIB
Longsor di Babakan Kecamatan Karangpucung menutup akses ke Desa Karangsari Kecamatan Cimanggu, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Longsor di Babakan Kecamatan Karangpucung menutup akses ke Desa Karangsari Kecamatan Cimanggu, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Hujan lebat yang mendera wilayah Jawa Tengah bagian barat beberapa hari terakhir memicu banjir dan longsor di sejumlah daerah, tak terkecuali Banyumas dan Cilacap.

Di Desa Babakan Kecamatan Karangpucung, tebing di ruas jalan kabupaten menuju Desa Karangsari Kecamatan Cimanggu longsor. Material setinggi enam meter menjadi penghalang warga yang hendak melintas.

Praktis desa Karangsari terisolir. Pasalnya, ini lah jalan utama menuju pasar, sekolah, dan kota kecamatan.

Warga bukannya tak tinggal diam dengan kondisi ini. Sejak Jumat, 18 Januari 2019, mereka telah bekerja bakti menyingkirkan material longsor yang menutup jalan.

Tetapi, material berupa tanah dan bebatuan itu nampaknya bukan tandingan tenaga manusia. Hingga dua hari menyingkirkan material, hanya sepeda motor yang bisa melintas.

Sepeda motor yang bisa melintas di area longsoran pun mesti dikendarai oleh orang bermental baja. Pasalnya, kendaraan mesti naik ke timbunan material dan menukik turun.

Kondisi ini, tentu berbahaya menilik potensi longsor susulan yang masih tinggi jika hujan lebat kembai mendera wilayah ini. Tak hanya sepeda motor, nyawa pun menjadi taruhan ketika melintas di jalur ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Kodirin meminta agar warga tidak memaksakan diri melintasi jalan ini lantaran masih berisiko terjadi longsor susulan. Sebabnya, pernah terjadi longsor pada awal tahun 2018 di lokasi yang sama.

Upaya Membuka Akses Jalan

Penanganan longsor di Dusun Cingkrang, Purbadana, Kembaran, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)
Penanganan longsor di Dusun Cingkrang, Purbadana, Kembaran, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)

Kodirin mengimbau agar warga Karangsari berputar ke jalur alternatif. Meski, lebih jauh akan tetapi jalur alternatif ini lebih aman.

"Sementara ini kita memang sedang berusaha membuka akses jalan, setidaknya untuk kendaraan roda dua," ucapnya, Sabtu, 19 Januari 2019.

Kodirin mengklaim, BPBD Cilacap telah berkoordinasi dengan Dinas PU untuk mendatangkan eskavator untuk menyingkirkan material yang menutup jalan. Rencananya, eskavator akan didatangkan Senin esok.

Penanganan dengan alat berat itu harus dilakukan mengingat material longsora terdiri dari tanah dan bebatuan. Penanganan dengan cara manual dirasa mustahil, menimbang volume longsoran yang sangat besar.

Sama dengan di Cilacap, hujan lebat yang turun di Kabupaten Banyumas juga memicu banjir dan longsor. Pada Sabtu misalnya, talud tebing selokan di Dusun Dai Desa Gunung Lurah Kecamatan Cilongok, ambrol, Sabtu sore.

"Hujan lebat yang turun terus menerus secara otomatis debit air meluap mengakibatkan talud ambrol saluran selokan tergerus cukup dalam," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo.

Dalam peristiwa ini, rumah keluarga Kustamaji (43) rusak. Dinding rumah jebol akibat terjanngan material longsor. Selain merusak satu rumah, tiga rumah lainnya juga terancam longsor. Yakni, rumah Slamet Ahmadi, Warsito (35) dan Kusen (30) . Jembatan jalan lingkar juga terancam longsoran ini.

Mulai Minggu (20/1/2019), BPBD bersama dengan warga dan relawan bakal menyingkirkan material dan memperkuat bagian yang longsor dengan ceruruk bambu dan benteng karung berisi tanah.

Selain longsor di Gununglurah, di Banyumas, secara total ada 13 titik bencana alam, meliputi banjir, longsor dan terjangan angin kencang. Hingga akhir pekan ini, BPBD bersama warga masih menangani bencana alam ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya