Liputan6.com, Kendari - Seekor ular piton (Python reticulatus) membuat geger warga Jalan Lakarambau, Kelurahan Lipu, Kecamatan Betoambari Baubau, Selasa, 26 Februari 2019. Tak jelas dari mana datangnya, ular sepanjang 8 meter tiba-tiba dipergoki seorang ibu rumah tangga sedang menyeberang jalan beraspal di wilayah itu sekitar pukul 04.30 Wita pagi.
"Awalnya kita dengar suara ibu-ibu. Dia berteriak panggil warga yang lain," ujar Hamid, salah seorang warga Kelurahan Lipu.
Hamid menceritakan, setelah mendengar asal suara histeris, sejumlah warga langsung datang melihat ke arah semak-semak yang dimaksud si ibu rumah tangga yang tak diketahui identitasnya.
Advertisement
Baca Juga
"Warga yang lari ke arah yang ditunjuk si ibu, melihat ular berusaha masuk di dalam lubang yang berada di bawah tebing batu," tambah Hamid.
Saat itu, warga yang berada di lokasi ular bersembunyi langsung berusaha menarik ekor ular. Usaha ini memakan waktu hingga hampir 1 jam hingga sekitar pukul 5.30 Wita.
Penyebabnya, bagian kepala ular yang sudah lebih duluan masuk ke dalam lubang, melilitkan tubuhnya di antara celah bebatuan. Ditambah ekor ular yang bersisik licin membuat warga kesulitan menarik ular keluar dari lubang.
Aswad, warga lainnya ikut membantu di lokasi penemuan ular mengatakan, salah seorang warga terpaksa melukai bagian tengah tubuh ular agar bisa dipasang pengait untuk menarik ular keluar.
"Lubang batunya tak cukup besar untuk membuat tubuh besar ular piton itu bisa bersembunyi," ujar Aswad.
Setelah tarik-menarik sekitar 2 jam, warga akhirnya berhasil menarik ular keluar. Sebelumnya, warga sempat memanggil 'orang pintar' yang datang di lokasi dan merapal sejumlah mantra.
Ular Sering Mendekati Permukiman Warga
Hamid, warga di sekitar kelurahan Lipu mengatakan, ular sering terlihat oleh warga setempat. Tidak hanya sekali, beberapa rumah warga malah sempat didatangi hewan melata itu.
"Tapi, yang pernah masuk di dalam rumah seukuran lengan tangan orang dewasa," kata Hamid.
Beberapa kasus ular yang tepergok warga, langsung dibunuh saat itu juga. Namun, sisanya bisa lolos ke rimbunan semak-semak di wilayah itu.
Sejumlah warga cukup khawatir dan ketakutan. Sebab, lokasi penemuan ular tepat berada di belakang SMK 2 Kota Bau-Bau. Wilayah yang padat dengan anak sekolah setiap hari.
"Bisa saja dia serang anak sekolah," tambah Hamid.
Hamid mengungkapkan, di sekitar lokasi penemuan ular ada lokasi bebatuan yang memiliki celah semacam gua. Warga menduga, bukan hanya seekor ular yang menggunakan lokasi itu sebagai tempat bersembunyi.
Ular Dijual di Kabupaten Tetangga
Setelah warga mengeluarkan ular dari lubang batu, sejumlah tubuh ular sudah mengalami luka-luka karena sabetan benda tajam milik warga. Yakin tak bisa menjual kulit yang penuh luka kepada pembeli, ular piton sepanjang 8 meter itu langsung dipotong-potong menjadi bagian kecil.
Setelah itu, tubuh ular langsung diangkut dengan satu buah mobil bak terbuka dan dibawa ke Raha, ibu kabupaten Muna, yang berjarak sekitar 100 kilometer lebih dari lokasi kejadian.
"Ular berharga Rp 80 ribu per kilogram, kalau ini bisa sampai 60 kilo, bisa kaya kita," ujar Ade Ponto, salah seorang warga.
Dari informasi warga, wilayah terdekat yang siap menerima ular hanya ada di Kabupaten Muna. Sebab, di wilayah itu sudah ada beberapa kali penangkapan ular dan penampung siap menerkam hasil buruan warga.
"Di sana kan ada pembeli. Di Bau-Bau tidak ada ini," ujar Ade Ponto.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement