Terhalang Kabut Asap, Jarak Pandang di Riau Memburuk

Tiga wilayah di Provinsi Riau, masing-masing Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

oleh M Syukur diperbarui 21 Mar 2019, 19:01 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 19:01 WIB
Kebakaran lahan di Pekanbaru mengepulkan asap usai dipadamkan petugas.
Kebakaran lahan di Pekanbaru mengepulkan asap usai dipadamkan petugas. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Tiga wilayah di Provinsi Riau, masing-masing Kota Pekanbaru, Dumai dan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Jarak pandang sudah tidak normal dan ada hanya mencapai satu kilometer saja.

Seperti dikatakan Jacky Mahendra, warga Rengat, Kabupaten Inhu. Dia menyebut jarak pandang di daerahnya pada Kamis (21/3/2019), memburuk sejak dua hari belakangan.

"Sekitar satu kilometer jarak pandang karena kabut asap, sudah dua hari terjadi seperti ini," kata Jacky dihubungi dari Pekanbaru.

Sebagian masyarakat di Rengat pun memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Ada juga sih yang gak pakai masker meski kabut asapnya cukup pekat," kata Jacky.

Sementara di Kota Dumai, kabut asap masih terpantau oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru meskipun tidak sepekat beberapa hari lalu. Hal ini disebabkan mulai turunnya hujan berintensitas lebat dari Kamis pagi.

"Di Kota Dumai udaranya berkabut dengan jarak pandang tiga kilometer, hujan turun sejak subuh di sana, sementara di Pekanbaru jarak pandang lima kilometer," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki.

Menurut Marzuki, hujan disertai angin kencang juga turun di sebagian Kabupaten Bengkalis, Kota Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir dan Inhu. Hujan diharap meminimalisir munculnya titik panas sebagai indikasi Karhutla dan memadamkan kebakaran lahan.

"Hujan diprakirakan terjadi pada siang, malam dan dini hari meskipun intensitasnya ringan," katanya.

Marzuki menerangkan, potensi terbentuknya awan hujan mulai membesar di sejumlah wilayah di Riau. Hal ini berbeda sekali dengan beberapa hari sebelumnya karena pengaruh badai tropis di tenggara Sumatera dan Australia.

"Sebelumnya ada badai tropis Veronica dan Savana, jadi awan mengurai di udara karena tertarik badai tersebut," kata Marzuki.

Puluhan Titik Api Terpantau

Alat ISPU di Pekanbaru menunjukkan perubahan kualitas udara sudah sedang karena kabut asap.
Alat ISPU di Pekanbaru menunjukkan perubahan kualitas udara sudah sedang karena kabut asap. (Liputan6.com/M Syukur)

Sebelumnya, BMKG Pekanbaru menggunakan Satelit Terra dan Aqua mentedeksi 103 titik panas indikasi Karhutla di Pulau Sumatera. Paling banyak masih tetap di Riau sebanyak 79 titik.

"Untuk di Aceh terpantau 1 titik panas, Sumatera Utara 3, Sumatera Barat 5, Jambi 1, Kepulauan Riau 12 dan Lampung 3," kata Marzuki.

Untuk 79 titik panas di Riau, Marzuki menyebut Kepulauan Meranti paling banyak dengan 20 titik, Pelalawan 19, Siak 14, Bengkalis 9, Kota Dumai 6, Inhu 5, Rokan Hilir 4, Indragiri Hilir 1 dan Kuantan Singingi 1.

Dari 79 titik panas itu, yang diduga sebagai titik api atau telah terjadi kebakaran lahan ada 50 titik dengan level kepercayaan di atas 70 persen. Titik api tersebar di Kepulauan Meranti sebanyak 16 titik, Kabupaten Siak 10 dan Pelalawan 9.

"Berikutnya di Kota Dumai 6 titik api, Bengkalis dan Inhu masing-masing 3 titik, lalu Indragiri Hilir, Rokan Hilir, serta Kuantan Singingi masing-masing 1 titik," sebut Marzuki.

Kebakaran lahan di Bengkalis berdasarkan pantauan satelit terjadi di Kecamatan Rupat, Rupat Utara dan Siakkecil. Sementara di Kepulauan Meranti paling banyak terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi dan Rangsang Barat.

Sementara kebakaran lahan di Pelalawan terpantau di Kecamatan Kuala Kampar, lalu di Inhu terpantau di Rengat, berikutnya di Siak di daerah Sungai Apit dan Indragiri Hilir di kawasan Mandah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya