Kabut Asap Kembali Selimuti Pekanbaru

Sejumlah warga terlihat mulai menggunakan masker. Beberapa pengendara sepeda motor juga mengeluhkan dampak kabut asap yang membuat mata pedih dan berair.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2019, 07:00 WIB
Kabut Asap Tebal Selimuti Kota New Delhi
Ilustrasi Kabut Asap (AFP Photo/Prakash Singh)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini terjadi di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Riau kembali menyelimuti Kota Pekanbaru, Jumat 8 Maret 2019.

Kabut asap tipis terpantau jelas saat dilihat dari ketinggian. Sudut-sudut ibu kota Provinsi Riau itu terlihat memutih menutupi gedung-gedung. Begitu juga jalan-jalan kota Pekanbaru tertutupi asap meski belum mengganggu jarak pandang.

Sejumlah warga terlihat mulai menggunakan masker. Beberapa pengendara sepeda motor juga mengeluhkan dampak kabut asap yang membuat mata pedih dan berair.

"Asap mulai melanda warga, dari atas langit dengan menggunakan drone terlihat jelas asap mengepung kota Pekanbaru," kata Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali dilansir Antara.

Sebelumnya kabut asap tipis sempat melanda Pekanbaru pada akhir pekan lalu. Namun, kabut asap berangsur hilang setelah wilayah itu diguyur hujan. Namun, diakhir pekan ini, kabut asap kembali melanda Pekanbaru.

Selain Pekanbaru, Made menyebut pada Jumat ini kabut asap juga terpantau menyelimuti sejumlah wilayah di Riau. Di Rokan Hilir, Petapahan dan Minas kondisi udara yang terpantau pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada pada level sedang.

"Sementara kondisi tidak sehat ditunjukkan ISPU yang berada di Rumbai dan Bengkalis Duri Field," ujarnya.

Untuk itu, Jikalahari mendesak Menteri Kesehatan dan Gubernur Riau segera merealisasikan pokok-pokok kesepakatan perdamaian Riau (gugatan CLS) untuk memperkuat fasilitas pelayanan korban kebakaran hutan dan lahan.

Hal ini tentunya untuk kebaikan seluruh masyarakat Riau serta mendorong pemerintah cepat tanggap dalam memperhatikan kondisi masyarakatnya.

"Pemerintah jangan hanya fokus memadamkan api, juga perlu segera menyelamatkan warga yang terpapar polusi asap. Jangan sampai peristiwa 2015 terulang kembali, setelah jarak pandang hanya di depan mata, baru pemerintah sibuk mengurusi pelayanan untuk publik," kata Made Ali.

Provinsi Riau sepanjang awal 2019 ini terus dilanda kebakaran lahan dan hutan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan total luas lahan terbakar mencapai lebih dari 1.400 hektare, dengan wilayah terparah mengalami karhutla di wilayah pesisir seperti Bengkalis, Meranti, Dumai, Rokan Hilir dan Pelalawan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya