Liputan6.com, Denpasar Pemilu 2019 menyisakan masalah. Sejumlah kabar duka datang dari segala penjuru. Ratusan nyawa melayang akibat pesta demokrasi lima tahunan itu. Salah satunya dari Pulau Bali. Ya, kabar duka itu kembali datang dari Pulau Dewata.
Salah seorang pengawas pemilu kembali meninggal. Adalah I Gede Artana yang merupakan Ketua Panwaslu Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem mengembuskan nafas terakhir pada Minggu (12/5/2019) pukul 14.00 Wita di Rumah Sakit Sanjiwani, Gianyar.
Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Ni Ketut Ariyani membenarkan jika Artana mengembuskan nafas terakhir. "Saya bersama teman-teman Bawaslu Bali baru saja pulang melayat ke rumah duka," kata Aryani saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (14/5/2019).
Advertisement
Dari informasi keluarga, Artana akan diaben pada hari ini, Selasa (14/5/2019) pukul 12.00 Wita. "Informasi dari pihak keluarga, korban meninggal karena ginjalnya kekeringan," katanya. Ya, Artana sudah sejak seminggu belakangan dirawat di rumah sakit akibat gagal ginjal yang dideritanya.
Baca Juga
Sebelum menderita sakit, Artana tiba-tiba hilang ingatan pada Minggu (5/5/2019). Sebelum ingatannya hilang, ia sempat mengeluh kelelahan saat mengawasi pleno penghitungan suara di tingkat kecamatan.
Wayan Janten, kakak kandung Artana menuturkan, saat pleno tersebut adiknya mengawasi hingga larut malam. Sepulang dari bertugas, ia langsung masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Namun setelah dibangunkan, rupanya adiknya tak berdaya. Ia sempat memanggil dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan adiknya itu. "Kata dokter adik saya kelelahan dan disarankan untuk mendapat perawatan. Tiga hari dia tidak bisa bicara, hanya bisa mengangguk saja," tuturnya.
Tak hanya itu, Artana juga beberapa kali mengigau terkait aktivitas kepemiluan sebagai pengawas pemilu. Kesadarannya terus menurun akibat gagal ginjal hingga akhirnya ia mengembuskan nafas terakhirnya.