Liputan6.com, Solo - Kopral Kepala (Purn) Partika Subagyo atau lebih kondang dikenal Kopral Bagyo melakukan aksi yang unik pada bulan Ramadan kali ini. Ia menggelar buka bersama dengan menawarkan menu ala angkringan. Hanya saja syarat bagi warga yang ingin mendapatkan takjil tersebut harus melafalkan sila Pancasila.
Sejumlah penarik becak, dan kuli panggul yang biasa mangkal di Pasar Gede Solo langsung mendatangi Kopral Bagyo yang saat itu terlihat mengendarai kendaraan bermotor roda tiga berwarna hijau. Kendaraan yang bak bagian belakangnya disulap menjadi angkringan itu penuh dengan tumpukan nasi kucing lengkap dengan ragam lauk seperti gorengan hingga sate.
Advertisement
Baca Juga
Kehadiran sang kopral dengan âgerobakâ angkringannya itu bukan untuk berjualan angkringan, namun untuk membagikan takjil kepada masyarakat di sekitar Pasar Gede Solo. Meskipun takjil yang dibagikan secara cuma-cuma, namun ada syarat yang harusi dipenuhi, yakni melafalkan sila Pancasilasebelum mengambil hidangan untuk buka bersama itu.
Bahkan, ketika ada salah satu penarik becak yang dengan lancar melafalkan lima sila Pancasila, Kopral Bagyo langsung menggendongnya dan mempersilahkan untuk mengambil hidangan buka angkringan itu sepuasnya. Tak hanya penarik becak dan kuli panggul, pengguna jalan yang sedang melintasi kawasan Pasar Gede itu pun ikut serta mengucapkan sila Pancasila untuk memperoleh takjil gratis.
Kegiatan buka bersama ala Kopral Bagyo itu terasa sangat spesial, lantaran lokasinya berada tepat di depan Kelenteng Tien Kok Sie yang merupakan tempat ibadah bagi penganut Konghucu. Sebuah meja memanjang yang dikeliling kursi tampak diletakkan di depan pintu masuk kelenteng. Selain itu, tikar juga ikut digelar di depan pagar kelenteng.
Junjung Semangat Nilai Pancasila
Kopral Bagyo menjelaskan ide menggelar buka bersama dengan melafalkan Pancasila ini sebagai salah satu cara untuk mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Dalam kegiatan itu, ia memang menitikberatkan untuk melafalkan sila ketiga dalam Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.
âMemang yang paling utama dengan kondisi saat ini adalah sila ketiga, Persatuan Indonesia. Bersatulah Indonesia biar adem, ayem, dan tentram Indonesia,â kata di sela-sela kegiatan buka bersama di halaman Kelenteng Tien Kok Sie, Solo, Selasa petang, 14 Mei 2019.
Bagyo menilai kondisi politik yang terjadi di negeri ini jangan sampai berdampak terhadap berkurangnya rasa cinta terhadap Tanah Air. Ia pun berharap pasca pesta demokrasi agar warga yang sebelumnya mendukung masing-masing calon presiden pilihannnya untuk bisa kembali bersatu dan rukun.
âNegara ini seperti sedang erosi seperti rasa bela negaranya berkurang. Jadi kita ingin mengingatkan kepada masyarakat tentang cinta Tanah Air, cinta negara agar jangan sampai terpecah belah,â pesan sang kopral.
Advertisement
Antusiasme Warga Ikuti Bukber ala Kopral Bagyo
Antusiasme warga untuk mengikuti kegiatan buka bersama cukup tinggi. Mereka dengan tertib mengambil hidangan di bak motor begitu azan magrib sebagai penanda buka puasa dikumadangkan. Kopral Bagyo mengaku terharu karena buka bersama yang dibalut dengan semangat cinta anah Air itu mendapat respon yang positif dari masyarakat.
âApalagi warga yang ikut buka bersama itu semuanya masih bisa mengucapkan sila-sila dalam Pancasila,â ucapnya.
Salah satu penarik becak, Gunadi mengaku senang dengan kegiatan buka bersama yang digagas Kopral Bagyo. Baginya acara ini cukup menarik karena siapa saja yang akan ikut buka bersama harus mengucapkan Pancasila. Selain untuk mengigat sila-sila dalam Pancasila juga untuk mengamalkan nila-nilai Pancasila.
âTadi saya sangat lega karena bisa dengan lancar menyebutan isi lima sila Pancasila. Ya senang saja lah karena selain itu juga bisa ikut buka bersama gratis bersama dengan masyarakat lainnya,â kata dia.
Hal senada juda diungkapkan oleh Heri warga Solo yang melintasi kawasan Pasar Gede saat acara tersebut berlangsung. Ia memang sengaja turun dari kendaraannya untuk ikut bergabung dalam acaa buka bersama itu. âTadi saya disuruh melafalkan sila ketiga Pancasila,â akunya.