Ela-Ela, Tradisi Menyambut Malam Lailatulkadar di Ternate

Diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di Masjid Kesultanan Ternate.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2019, 01:00 WIB
Tradisi Ramadan
Tradisi unik menyambut malam Lailatul Qadar selepas salat tarawih berlangsung meriah di sejumlah kelurahan di Ternate, Maluku Utara. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Ternate - Ratusan warga Ternate, Maluku Utara (Malut) memeriahkan tradisi 27 Ramadan atau menyambut malam lailatulkadar sebagai tradisi ratusan tahun masyarakat setempat dengan melibatkan berbagai etnis dan agama.

"Memang, salah satu tradisi khas umat Muslim di Ternate sejak ratusan tahun silam memiliki tradisi dalam setiap menyambut malam lailatulkadar yang disebut ela-ela biasanya digelar pada 27 Ramadhan atau pada 2 Juni 2019," kata Firman Mudaffar Sjah, putra mendiang Sultan Mudaffar Sjah di Ternate, Minggu (2/6/2019) dilansir Antara.

Dia menjelaskan, dalam Festival Ela-Ela yang telah menjadi kegiatan rutin tersebut ditampilkan ritual penyambutan malam lailatulkadar. Diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di Masjid Kesultanan Ternate.

Kegiatan selanjutnya dalam festival tersebut, pembakaran obor yang dalam bahasa daerah Ternate disebut ela-ela oleh wakil dari Kesultanan Ternate diikuti seluruh masyarakat dan lintas agama, baik yang ada di lingkungan Kedaton Kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.

Sehari sebelumnya, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman mengawalinya dengan membakar ela-ela dan dilanjutkan prosesinya di kawasan Benteng Oranje, lokasi berlangsungnya tradisi malam ela-ela.

Abdurahman mengakui tradisi malam ela-ela ini merupakan tindak lanjut dari amanah UU Pemajuan Kebudayaan.


Semua Pihak Berkreasi

Idul Adha 2017
Tradisi unik saat Idul Adha oleh warga Kelurahan Bastiong Karance, Ternate Selatan, Maluku Utara, kembali menyita perhatian masyarakat. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Dalam tradisi ela-ela itu, diisi menggunakan 10 batang pisang, yang merupakan simbol dari 10 objek pemajuan kebudayaan, yang di antaranya permainan rakyat, sastra lisan, hingga adat istiadat.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak berkreasi, mencari cara terbaik untuk tetap melestarikan tradisi tersebut. Sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi satu-satunya kekhasan masyarakat Ternate dalam menyambut malam lailatulkadar.

Dalam kegiatan itu, pemkot setempat menggelar lomba tradisi malam ela-ela yang diikuti sebagian besar kelurahan yang tersebar di Kota Ternate dengan menyiapkan berbagai obor dan meriam bambu.

Kegiatan itu untuk menyemarakkan tradisi masyarakat setempat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya