Apa Langkah Muhammadiyah untuk Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo

Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo harus dilakukan. Muhammadiyah hendak mempelopori. Apa saja langkahnya?

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Jun 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2019, 21:00 WIB
Haedar Nashir
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri syawalan PP Muhammadiyah di Yogyakarta (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan Muhammadiyah terus melakukan kontak dengan berbagai pihak agar rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo bisa terjadi. Ia menerapkan pendekatan kultural dan demokratis untuk mewujudkan hal itu.

"Kami tidak ingin menekan elite manapun untuk rekonsiliasi karena kami percaya mereka juga punya kehendak yang sama," ujar Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/6/2019).

Ia berharap mokentmo Idul Fitri, Jokowi dan Prabowo bisa bertemu secara santai dan menciptakan dorongan agar masyarakat yang terbelah selama pilpres kembali bersatu. Haedar juga meyakini, baik Jokowi maupun Prabowo, mempunyai jiwa kenegarawanan, sehingga rekonsiliasi bisa terjadi.

Ia menargetkan rekonsiliasi bisa dilakukan sebaiknya sebelum putusan MK yang akan diumumkan pada 28 Juni mendatang. Tujuannya, supaya suana lebih cair.

Ia menyebutkan kendala rekonsiliasi yang sampai saat ini masih dihadapi adalah aspek psikologis dan inner circle yang belum kondusif.

"Kami percaya keduanya akan mendekat dan saatnya di Lebaran ini," tuturnya.

Haedar juga mengapresiasi semua pihak yang berusaha menyelesaikan sengketa ini lewat MK.

"Sekarang tinggal membantu proses politik rekonsiliasi yang soft, tidak perlu gaduh juga, saya yakin saatnya akan tiba," kata Haedar.

 

Simak video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya