Libur Lebaran di Garut, Jangan Lupa Coba Naik Bus Sonagar

Selama libur lebaran Pemda Garut, Jawa Barat akan menggratiskan bus Pesona Garut alias ‘Sonagar' bagi para pengunjung.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 07 Jun 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 07:00 WIB
Bus Sonagar segera menjadi moda angkutan wisata di kabupaten Garut
Bus Sonagar segera menjadi moda angkutan wisata di kabupaten Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Bagi Anda yang tengah menikmati libur lebaran di Garut, Jawa Barat saat ini, baiknya tidak buru-buru meninggalkan Kota Intan, yuk nikmati fasilitas baru Pesona Garut alias ‘Sonagar’. Rencannya bus hibah Pemprov Jabar itu akan dioperasikan saat liburan lebaran kali ini.

“Tarifnya belum ditentukan, sepertinya uji coba dulu dan akan digratiskan,” ujar Ketua Organda Garut, Yudi Nurcahyadi, Kamis (6/6/2019).

Sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat, pamor wisata Garut memang tengah naik daun. Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Februari lalu, yang berencana merevitalisasi Situ Cangkuang, diharapkan menjadi pelecut sektor wisata Garut ke depan.

Menurut Yudi, hibah satu bus Sonagar merupakan salah satu paketan yang diberikan Pemprov Jabar, untuk memajukan pariwisata Garut. “Sebenarnya kami mengajukan tiga namun baru satu yang diberikan,” kata dia.

Menggunakan ornamen lukisan khas Garut seperti gambar domba yang sudah menjadi trade mark Garut sejak lama, di bagian muka bus, kemudian logo pemda Garut dan gambar lainnya, membuat bus layak dinikmati pengunjung selama libur lebaran kali ini.

Beberapa fasilitas lainnya antara lain tempat duduk yang relatif luas, kemudian dinding bus yang sengaja dibuat setengah badan, dengan tambahan pagar plus kaca pelincung di sampingnya, membuat penumpang bisa menikmati wisata Garut, sambil berinteraksi dengan masyarakat.

Untuk tahap awal selama masa promosi libur lebaran, Bus tersebut akan melayani dua rute uji coba. Pertama, rute sekitaran Garut kota dengan mengambil start di sekitar pendopo. “Kemudian ke dodol picnic, Sukaregang, Copong, Alun-alun Tarogong dan kembali ke pendopo,” papar dia.

Sedangkan rute kedua melayani perjalanan dengan start awal dari Pendopo, kemudian ke kawasan wsiata Cipanas, Jalan Anwar Musadad, Situ Bagendit dan kembali ke Pendopo. “Soal waktunya kami belum bisa putuskan, namun sudah kami siapkan,” kata dia.

Saat disinggung soal besaran tarif yang akan dikenalak, lembaganya tengah melakukan konsultasi dengan pemda Garut. “Jika dibanding dengan daerah lain sepertinya tidak akan leboh dari Rp 20 ribu sekali jalan,” kata dia.

Selain digunakan pengunjung wisata, Sonagar juga ujar Yudi bisa digunakan untuk kepentingan pendidikan. “Nanti busnya juga bisa dicarter sama anak sekolah, difungsikan sebagai wahana edukasi anak-anak,” papar dia.

Batasan Tusalah Lebaran

Beberapa bus di Terminal Guntur Garut nampak masih menunggu penumpang
Beberapa bus di Terminal Guntur Garut nampak masih menunggu penumpang (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dalam kesempatan yang sama, selain menjelasakan bus Sonagar saat libur lebaran, Yudi menyinggung soal besaran tuslah yang diberlakukan pengusaha otobis terhadap seluruh penumpang arus mudik lebaran 2019, baik  yang akan menuju Garut ataupun dari Garut ke kota tujuan. “Angkanya tidak lebih dari 20 persen,” ujar dia.

Menurutnya, penentuan besaran tuslah tarif tiket bus dilakukan tiga intansi selain Organda, juga Pemda Garut dan perusahaan oto bis yang akan melayani penumpang. “Kecuali eksekutif (termasuk trevel), tidak harus mengikuti tuslah dan dipersihakan untuk menyesuaikan,” kata dia.

Dalam pelaksanaannya, selain harus diumumkan terlebih dahulu kepada seluruh penumpang, penetapan tuslah untuk tarif angkutan mudik lebaran tersebut berlagsung selama 10 hari mulai H-3 hingga sepekan setelah lebaran.

"Jangan langsung diterapkan, nanti mereka akan complain,” kata dia.

Menurutnya penerapan tuslah biasa diberlakukan setiap tahun, untuk menutupi naiknya beban operasional perusahaan otobis yang disebabkan kendala teknis, seperti kemacetan dan hal lainnya selama mudik lebaran berlangsung.

Dengan upaya itu (pengenaan tuslah), masyarakat menjadi tahu dan memahami keadaan sesungguhnya. “Jika nanti ada yang di atas 20 persen (kenaikan), laporkan saha, nanti akan ada posko terpadu di Dinas Perhubungan, bersama Organda dan pihak terkait lainnya,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya