Liputan6.com, Bandung Dalam beberapa hari terakhir suhu udara di Kota Bandung kembali terasa lebih dingin. Suhu udara paling terasa lebih sejuk saat malam hari hingga dini hari.
Sejumlah warganet Bandung pun ramai-ramai berkeluh kesah di media sosial terkait suhu dingin di Bandung. Mereka mengatakan bahwa kabar suhu Bandung yang terasa dingin dalam beberapa hari terakhir. Beberapa di antaranya menyebut suhu berkisar di angka 16 derajat Celcius.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Bandung lumayan dingin tapi panasnya terik banget," tulis akun Twitter @helloflamingooo, Jumat (21/6/2019).
Hal serupa juga disampaikan akun @shelarwr. Ia bahkan merasakan suhu dingin Bandung membuat tangan kebas saat mengendarai roda dua.
"Ga boong ya Bandung dinginnya kebangetan tangan sampe kaku naik motor udara nya dingin pisan Bandung," kata Sehalrwr.
"Bandung lagi dingin-dinginnya. selalu flu kalo pagi," tulis akun lainnya, @senaufal.
Selain di media sosial, pengakuan warga soal suhu dingin di Bandung juga tersebar di kalangan warga.
Menurut Ilham Saputra (30), warga Antapani, suhu di Bandung sudah terasa dalam beberapa hari terakhir. Namun menurutnya yang paling terasa hari ini.
"Kalau dingin seperti ini jadi harus sering pakai jaket. Apalagi saya naik motor. Tapi kalau siang cuacanya terik," katanya.
Â
Â
Penjelasan Ilmiah
Beberapa hari terakhir suhu udara di Kota Bandung, Jawa Barat lebih dingin dibanding sebelumnya. Kondisi tersebut mulai terasa saat malam hati hingga pagi keesokan harinya.
Menurut Peneliti Cuaca dan Iklim Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat, Muhamad Iid Mujtahiddin, suhu dingin di Bandung disebabkan wilayah ini sedang memasuki musim kemarau.
Baca Juga
Iid mengatakan, suhu dingin dalam beberapa hari terakhir di Bandung Raya maupun secara umum di Jawa Barat merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau.
"Untuk Jawa Barat, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar Pantura (pantai utara), kemudian bergerak ke arah selatan," kata Iid menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Jumat (21/6/2019).
Iid menuturkan, pada saat musim kemarau angin bertiup yang melewati Jawa Barat, angin pasat tenggara atau angin timuran dari arah Benua Australia dan pada bulan Juli, Agustus, September di Australia sedang mengalami puncak musim dingin, sehingga suhunya relatif lebih dingin dibandingkan musim penghujan.
"Kondisi saat ini dipengaruhi juga dengan masih adanya kelembapan pada ketinggian permukaan hingga 1,5 km di atas permukaan laut relatif lembap sehingga pada sore hari masih terlihat adanya pembentukan awan," katanya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement