Liputan6.com, Kukar - Danau Semayang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Danau seluas 13 ribu hektare ini menjadi salah satu habitat berkembangbiaknya Pesut Mahakam.
Kepala Desa Pela, Kecamatan Kotabangun Kabupaten Kukar, Supyan Noor menyebutkan bahwa keberadaan Pesut Mahakam ini terganggu dengan eceng gondok. Itulah sebabnya ia bertekad akan mengolah eceng gondok sehingga bernilai ekonomis.
"Jadi bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Harapannya masyarakat bisa membersihkan eceng gondok itu ketika tahu nilai ekonomisnya," kata Supyan Noor.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengelola eceng gondok tersebut telah disiapkan anggaran Rp150 juta sebagai penyertaan modal bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes yang nantinya mengelola anggarannya baik untuk pengadaan peralatan hingga pelatihan.
Penyertaan modal untuk BUMDes itu bukan hanya untuk mengolah eceng gondok menjadi barang bernilai ekonomis saja. Anggaran itu juga untuk usaha simpan pinjam bagi UKM, kemudian sebagian lagi untuk mengembangkan wisata di desanya.
"Sebelumnya, BUMDes Usaha Bersama di Desa Pela sudah diberikan penyertaan modal usaha sebesar Rp80 juta tahun 2017 dan Rp50 juta tahun 2018," kata Supyan.
Yang menjadi dasar penyertaan odal, selain niat untuk membersihkan eceng gondok melalui program peningkatan nilai ekonomis gulma air itu, juga diharapkan mampu membangkitkan minat wisatawan datang dan berjalannya usaha perikanan masyarakat.
"Sebagian anggaran Rp150 juta itu bisa untuk melengkapi fasilitas dan peralatan pendukung pariwisata di Danau Semayang dan wisata Sungai Mahakam," kata Supyan.
Jika Danau Semayang bersih, Supyan memperkirakan Pesut Mahakam bisa kembali berkembang biak di danau itu.
Simak video pilihan berikut:
Pesut Bukan Ikan
Eceng gondok sangat melimpah di desa Pela. Bahkan sudah menutupi sebagian permukaan Danau Semayang. Inilah sebabnya maka eceng gondok dianggap mengganggu perkembangbiakan Pesut Mahakam.
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah mamalia air. Tidak seperti mamalia air yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis.
Populasi satwa ini sekarang sudah tergolong kritis. Banyak orang awam yang salah menafsirkan antara pesut mahakam dengan ikan. Terkadang satwa ini sering disebut ‘ikan pesut’ padahal pesut mahakam termasuk lumba-lumba, dan golongan lumba-lumba adalah mamalia, bukan ikan.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa habitat pesut mahakam pernah terlihat di Sungai Kapuas (Kalimantan Barat), Sungai Barito (Kalimantan Selatan), Sungai Kahayan (Kalimantan Tengah), Sungai Kumai (di sekitar Tanjung Puting).
Kelompok pesut yang hidup di Sungai Mahakam adalah satu-satunya kelompok lumba-lumba air tawar yang ada di Indonesia hingga saat ini. Sementara yang ada di pesisir merupakan pesut laut dan bukan pesut air tawar. (erlinda puspita wardani ~ kontributor liputan6.com)
Advertisement