Jokowi Beli Sapi Kurban dari Warga Transmigran di Perbatasan Papua Nugini

Sapi kurban tetap tidak boleh stres, apalagi jelang Idul Adha. Sebelum hari pemotongan, sapi harus dirawat dengan baik dan jangan dikasari.

oleh Katharina Janur diperbarui 09 Agu 2019, 02:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 02:00 WIB
sapi kurban dari Jokowi
Berbobot 750 kilogram, sapi kurban dari Presiden Jokowi dibeli dari masyarakat transmigran di perbatasan Papua Nugini. (Liputan6.com/Katharina Janur/Nyoman Polos)

Liputan6.com, Jayapura - Sapi kurban dengan bobot 750 kilogram dari Presiden Joko Widodo akan dibagikan kepada jemaah Masjid Baitul Makmur, Perumnas I Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Sapi kurban dari Presiden Jokowi dibeli dari Koya, Distrik Muara Tami. Daerah Koya yang terletak di daerah perbatasan Papua dan Papua Nugini memang dikenal dengan masyarakat transmigran dari Pulau Jawa yang banyak memelihara sapi.

"Sapinya baru dibawa ke masjid besok siang atau pagi lah. Barusan saya cek ke pedaganganya di Koya, kalau hari ini sapi kurbannya belum tiba di masjid," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat pada Dinas Peternakan Provinsi Papua, Nyoman Polos, Kamis (8/8/2019).

Nyoman mengaku tak mengetahui berapa harga sapi kurban milik Presiden Jokowi ini. Ia hanya berpesan kepada pedagang sapi, agar menjual sapi yang sehat dan tidak stress.

"Walau mereka (sapi) ini binatang, tetap tidak boleh stres, apalagi jelang Idul Adha. Sebelum hari pemotongan, sapi harus dirawat dengan baik dan jangan dikasari. Sapi kurban juga harus sejahtera, misalnya diberikan makanan yang cukup, hingga akhirnya aman untuk dikonsumsi,” kata Nyoman.

Pemeriksaan kesehatan sapi kurban juga akan dilakukan, termasuk apakah bebas dari cacing dan lainnya. Pengawasan para dokter hewan dari Dinas Peternakan Provinsi Papua kepada hewan kurban akan dilakukan sebelum dan sesudah Idul Adha.

Dinas Peternakan setempat menyebutkan ada 74 titik masjid dan musala yang akan melakukan penyembelihan hewan kurban di Kota Jayapura. Untuk mengawasi masalah kesehatan terhadap hewan kurban, ada 41 dokter hewan dari total 275 petugas kesehatan yang akan disebar di Kota Jayapura.

"Untuk dokter hewan dari Provinsi Papua hanya akan disebar di Kota Jayapura, karena minimnya kendala dalam program ini. Sementara untuk dokter di 14 kabupaten yang melaksanaan Idul Adha, akan dilakukan oleh dokter hewan di Dinas Peternakan tingkat kabupaten," ujar Nyoman.

 

Hindari Kantong Plastik

Pasar Jaya Sediakan Besek Bambu untuk Daging Kurban
Pedagang menata besek bambu di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (1/8/2019). Gubernur Anies Baswedan melarang warga DKI Jakarta menggunakan plastik sekali pakai untuk daging kurban dan meminta PD Pasar Jaya menyediakan besek bambu untuk memenuhi kebutuhan warga saat Idul Adha. (merdeka.com/Iqbal S Nu

Wakil Bupati Kabupaten Jayapura, Giri Wijayantoro menyebutkan petugas pemotongan hewan di masjid diminta lebih waspada dan paham dengan tata cara pemotongan hewan kurban, jangan sampai ada kesalahan dalam pemotongan.

"Seperti di wilayah lain banyak yang kita temukan, hewan kurban sudah diikat dan disiapkan untuk dipotong, malahan hewannya lari dan lepas," kata Giri.

Termasuk masalah kebersihan hewan juga harus diperhatikan, sebab dalam keadaan darurat saat pemotongan hewan kurban, malahan daging yang telah dipotong banyak bercampur dengan pasir atau yang lainnya.

"Kami akan menempatkan petugas kesehatan, untuk menjamin kebersihan dari proses penyembelihan dan pengemasan hewan kurban, agar tidak asal-asalan dan tetap menjamin daging layak untuk dikonsumsi. Kita akan terus awasi, jangan sampai ada hewan betina yang dipotong kan jadi masalah. Semoga ini menjadi satu kebaikan, niatnya baik dan mereka bisa kerja dengan baik," kata Giri.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Sambodo Samiyana meminta kepada petugas panitia hewan kurban untuk tak menggunakan kantong plastik dalam membagikan daging kurban kepada masyarakat.

Pengumuman untuk tak menggunakan kantong plastik telah disebarkan kepada semua masjid dan musala di Kabupaten Jayapura. Terlebih lagi, penggunaan kantong plastik telah dilarang oleh Pemkab Jayapura.

"Bagusnya itu daging dibagikan dengan besek. Jika besek tak ada, bisa menggunakan pembungkus kertas dan lebih menyerap. Sebab jika menggunakan plastik, daging akan makin lembab dan cepat berair, sehingga saat dibagikan daging tak lagi segar. Saya harap panitia kurban di setiap masjid atau musala mencari solusi dengan tak menggunakan kantong plastik lagi," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya