Nasib Puluhan Pendaki yang Terjebak Saat Gunung Slamet Berstatus Waspada

Sebanyak 80 pendaki naik dari tiga pos pendakian yang dikelola Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur saat Gunung Slamet berstatus Waspada

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Agu 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 15:00 WIB
Jumat (9/8/2019) Pukul 21.00 WIB, seluruh pendaki Gunung Slamet sudah turun ke basecamp. Nampak, para pendaki di Basecamp Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Perhutani KPH Banyumas Timur/Muhamad Ridlo)
Jumat (9/8/2019) Pukul 21.00 WIB, seluruh pendaki Gunung Slamet sudah turun ke basecamp. Nampak, para pendaki di Basecamp Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Perhutani KPH Banyumas Timur/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Slamet dari Normal atau Level I menjadi Waspada atau Level II, Jumat (9/8/2019) pukul 09.00 WIB.

Sementara, puluhan pendaki masih berada di area gunung terbesar di Pulau Jawa ini dan tertinggi kedua di Pulau Jawa ini. Tercatat, sebanyak 80 pendaki naik dari tiga pos pendakian yang dikelola Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur saat Gunung Slamet berstatus Waspada.

Usai mendapat pemberitahuan resmi PVMBG bahwa status Gunung Slamet Waspada, otoritas pengelola hutan ini pun langsung menutup jalur pendakian pukul 11.00 WIB.

Pada pukul 11:00 WIB, masih terdapat pendaki di jalur Bambangan, Purbalingga, 69 orang, jalur Gunung Malang, Purbalingga, delapan orang, dan jalur Baturraden, tiga orang. Perhutani lantas berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk menjemput para pendaki yang masih berada di Gunung Slamet.

"Kami Memberi informasi penutupan pendakian kepada pendaki melalui media komunikasi yang tersedia dan menugaskan Basecamp untuk melakukan sterilisasi jalur dengan mengirim tim naik ke jalur Bambangan, Gunung Malang dan Baturraden," kata Administratur atau Kepala Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur, Didiet Widhy Hidayat, Jumat malam.

Selain komunikasi langsung ke para pendaki, Perhutani secara aktif menginformasikan proses pengawalan turun para pendaki melalui berbagai media. Pada pukul kami 17.00 WIB, semua pendaki di jalur Baturraden telah kembali ke titik nol pendakian.

Tim yang terdiri dari petugas Perhutani, BPBD, TNI, Polri, dan relawan berbagai organisasi pada pukul 19.00 WIB juga berhasil menjemput semua pendaki Gunung Slamet di jalur Gunung Malang. Terakhir, pukul 21.00 WIB, semua pendaki di jalur Bambangan telah kembali ke basecamp.

Operasional Destinasi Wisata Lereng Gunung Slamet

Ilustrasi – Aktivitas di Basecamp Bambangan, Purbalingga, Jawa tengah saat kondisi Gunung Slamet normal. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Aktivitas di Basecamp Bambangan, Purbalingga, Jawa tengah saat kondisi Gunung Slamet normal. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Dia menyatakan bahwa seluruh pendaki Gunung Slamet yang mendaki dari jalur resmi yang dikelola Perhutani sisi selatan telah berhasil turun ke basecamp dalam kondisi selamat.

"Dengan demikian terhitung jam 21:00 WIB kami nyatakan bahwa tidak ada lagi pendaki resmi di wilayah KPH Banyumas Timur yang masih berada di jalur pendakian," dia menjelaskan.

Didiet mengemukakan, Perhutani juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan lebaga terkait soal kebijakan mitigasi bencana erupsi Gunung Slamet secara umum. Sebab, pemerintah lah yang lebih berwenang dalam penanganan.

"Kami serahkan kepada pejabat publik yang berwenang, Bupati Purbalingga, Bupati Banyumas, Kepala BPBD Purbalingga, Kepala BPBD Banyumas," ujarnya.

Dia juga menyatakan, KPH Banyumas Timur mendukung penuh kegiatan mitigasi risiko dan siap bergabung secara aktif dalam tim tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang.

Berdasar rekomendasi PVMBG, lokasi yang dilarang beraktivitas berradius dua kilometer dari kawah. Maka aktivitas wisata KPH Banyumas Timur di lereng Gunung Slamet tetap beroperasi.

Destinasi wisata itu meliputi, Curug Cipendok, Wana Pramuka, Curug Gomblang, Curug Jenggala, Curug Bayan. Kemudian, Bukit Pandang Munggang, Baturraden Adventure Forest, Hutan Pinus Limpakuwus, Damaran Forest, Kampung Kurcaci, Serang Highland, dan Pinesan Serang.

"Seluruhnya tetap dibuka untuk umum," dia menegaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya