Liputan6.com, Cirebon - Wilayah Pantura Cirebon memiliki catatan sejarah panjang dalam perkembangannya. Tak hanya meninggalkan warisan keraton serta produk seni budayanya, Cirebon juga menyimpan banyak situs sejarah yang masih terpendam.
Seperti yang ada di situs Sumur Wasiat Desa Kepompongan Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Terdapat lima sumur keramat dan dua batu yang menjadi saksi para leluhur Cirebon menyiarkan Islam.
"Ada lima sumber mata air atau sumur dan dua bebatuan alam semuanya masih dalam kondisi baik saya kami mencoba memunculkan kembali," kata Elang Aji Nurasa kepada wartawan, Selasa (27/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Lima sumur tersebut yakni Sumur Giri Jaya, Waras Lintang, Suci Bayan, Cahya Wulan, Tapak Raga. Sementara dua batu yang diyakini bersejarah adalah Batu Dijajar dan Pancar Akbar.
Sumur tersebut sudah ada sejak zaman leluhur Cirebon Ki Danusela atau Pangeran Walangsungsang pada abar 1415 masehi.
Saat itu, lokasi sekitar sumur digunakan sebagai tempat menyiarkan serta memperdalam Islam. Situs tersebut berada dekat Tol Palikanci itu ada diantara penduduk desa setempat.
"Jadi sebenarnya kawasan ini sudah 25 tahun tidak difungsikan lagi oleh pemerintah setempat. Beruntung ada akademisi yang peduli dengan keberadaan situs didukung dan dibantu penuh oleh pihak keraton," kata dia.
Menurut dia, keberadaan sumur tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi meski hanya saksi bisu perkembangan Cirebon sebelum Sunan Gunungjati. Lokasi tersebut merupakan kawasan sumber mata air yang sudah dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari sejak dulu.
Sumber Air
Filolog Cirebon Raffan S Hasim menjelaskan, secara geografis, dipilihnya kawasan atau daerah tertentu pada masa kerajaan Cirebon terdahulu memang selalu tepat.
Secara geografis, jalur kawasan ini memang menurun dan keberadaan situs sumur wasiat ini sangat memungkinan adanya sumber air.
Menurut dia, jika diliat dari atas, ada beberapa saluran yang sumbernya dari bendungan kedung pecut. Yakni saluran terbuka berbentuk sungai.
"Selain itu, terdapat saluran tertutup atau bawah tanah dan sumur wasiat ini sudah ada sejak jaman dahulu," ujar Opan.
Opan mengatakan, sumur tersebut kerap dimanfaatkan penduduk setempat untuk menanggulangi kekeringan. Dahulu, warga yang kekurangan air bisa mengambil langsung dari mata air sumur wasiat ini.
Opan mengatakan, dari informasi yang didapat, situs ini pertama kali ditemukan oleh Buyut Jasih. Namun dia masih belum bisa memastikan situs tersebut berkaitan dengan sumber air Tuk Jasih di sebelah selatan dari sumur wasiat.
"Situs ini adalah sumber air langsung dari dalam bumi. Jadi orang kalau mandi itu mengharapkan berkah, agar tetap sehat," kata Opan.
Dari temuan situs tersebut, dia berharap masyarakat bisa bersama menjaganya.
"Agar manfaatnya bisa dirasakan oleh kita semua, dan kalau situs ini bisa dikembangkan dengan baik, bisa menjadi pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat sekitar," imbuh dia.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:
Advertisement