Industri Animasi dan Komik Indonesia Menggairahkan

Deputy of Collaboration Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Ehwan Kurniawan mengatakan, potensi industri animasi di Indonesia masih menjanjikan

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 07 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 08:00 WIB
Festival Komik dan Animasi Nasional (FKAN) X
Sejumlah pengunjung mengamati tokoh-tokoh animasi yang ditampilkan di Festival Komik dan Animasi Nasional (FKAN) X yang digelar di Tempoa Art Geleri Kota Jambi, Rabu (4/9/2019) malam. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jambi - Industri animasi dan komik di Indonesia memang masih mempunyai tantangan, terutama di tengah gempuran animasi impor. Namun, dibalik tantangan itu justru memberikan peluang karena kualitas animasi di Indonesia mampu bersaing untuk meraih ceruk pasar.

Deputy of Collaboration Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Ehwan Kurniawan mengatakan, potensi industri animasi di Indonesia masih menjanjikan. Bahkan sejumlah animasi karya anak bangsa saat ini mulai diterima banyak orang.

"Industri animasi kita sudah menggairahkan, terutama sejak munculnya animasi Si Juki ke layar lebar. Kemudian juga ada animasi Sopo Jarwo, animasi Warkop DKI dan animasi Nusa yang juga bakal tayang di layar lebar," kata Ehwan Kurniawan kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Kualitas animasi karya anak bangsa menurut Ehwan, tidak kalah saing dengan animasi dari negara lain. Selain itu, tak sedikit pula animasi Indonesia yang terserap di studi-studio animasi luar negeri, salah satunya seperti Ronny Gani yang ikut membuat animasi untuk film Avenger terkait visual efek.

Kemudian kata dia, ada juga banyak animator-animator freelance yang karya ansimasinya digunakan oleh biro-biro iklan di luar negeri.

"AINAKI merangkul potensi-potensi animator untuk kolaborasi menghasilkan karya yang menarik dan secara industri pasarnya cukup menunjang untuk kesejahteraan bagi animator," kata dia.

Ehwan Kurniawan punya trik untuk animator yang baru mulai debutnya dalam membuat animasi. Menurut dia, untuk meraih ceruk pasar industri animasi, yakni animator ditutut bergaul dan membangun jaringan koneksi sesama industri animasi dan komikus.

"Animator juga bisa memulai dari yang kecil tapi potensinya bisa menjadi lebih besar. Yang murah bisa memanfaatkan media Youtube. Contoh lain serial animasi Nusa yang memulai dari Youtube kemudian sekarang mulai ke layar lebar," ujarnya saat ditemui usai pembukaan Festival Komik dan Animasi Indonesia (FKAN) X di Tempoa Art dan Galeri Kota Jambi.

Serial animasi Si Juki yang berangkat dari cerita komik menurut dia, bisa menjadi pakem atau peta bagi animator dalam memulai debutnya. Para animator tidak melulu langsung memulai dengan karya yang besar karena pasti membutuhkan biaya yang besar pula.

"Misalnya membuat serial animasi yang kemudian memanfaatkan media YouTube untuk salurannya, ini menjadi potensi dan memberikan peluang ekonomi bagi para animator, biayanya tidak besar," katanya menjelaskan.

Mengutip dari laman Kementerian Perindustrian menyebutkan, pertumbuhan industri animasi berada di atas 6 persen. Meskipun kontribusi terhadap industri kreatif masih kecil, Kemenperin menilai industri animasi memiliki potensi pasar yang sangat besar.

 

FKAN X Pertama Kali di Luar Jawa

Festival Komik dan Animasi Nasional (FKAN) X
Pengunjung berfoto di sebelah layar yang menampilkan karya animasi di FKAN X yang digelar di Tempoa Art Geleri Kota Jambi, Rabu (4/9/2019) malam. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Festival Komik dan Animasi Nasional (FKAN) X adalah lanjutan dari Pekan Komik dan Animasi Nasional (PKAN) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 1998.

Ajang dua tahunan tersebut, sejak berubah nama menjadi festival ini baru pertama kali diadakan di luar Pulau Jawa, yakni di Jambi. Ajang ini bertujuan menyatukan para praktisi komik dan animasi untuk bersinergi membangun satu ekosistem bersama.

"Sebelumnya masih terpusat di Jawa. Sekarang tinggal meratakan dengan diadakan di luar Jawa karena potensi-potensi itu ada juga daerah, seperti di Jambi ini. Animator juga bisa berkolaborasi dengan komikus," kata Ehwan.

Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Restu Gunawan mengatakan, FKAN X di Jambi menampilkan pameran alih wahana cerita dan karakter berbasis potensi lokal.

Acara pameran yang menjadi kegiatan festival ini, juga diikuti penyelenggaraan seminar dan loka karya untuk membangun model alih wahana berdasarkan potensi lokal yang dapat dieksplorasi menjadi konten.

"Dengan adanya model seperti, maka potensi lokal yang tersebar di daerah dapat diangkat menjadi karya alih wahana skala nasional dan internasional," kata Restu menambahkan.

Sementara itu, FKAN X di Jambi ini digelar mulai tanggal 4-8 September 2019 yang diisi dengan beragam kegiatan untuk memancing kreativitas, yakni seminar alih wahana, loka karya. Kemudian ada juga bazaar, kompetisi animasi, pameran animasi, temu komunitas, bengkel komik, bengkel animasi, nonton bareng, dan apresiasi tokoh animasi yang diberikan kepada Alm. Dwi Koendoro.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya